×
Produksi bawang putih mengalami penurunan karena serangan penyakit busuk pangkal akibat Fusarium oxysporum f. sp. cepae dan diperparah dengan adanya nematoda parasit di tanah. Pestisida kimia telah digunakan untuk mengendalikan kedua hama tersebut, namun untuk mengurangi dampak buruknya diperlukan pengendalian alternatif secara biologis seperti mikoriza dan secara organik seperti pupuk organik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas mikoriza, pupuk organik, dan kombinasi keduanya dalam pengendalian penyakit ganda (fusarium dan nematoda) pada bawang putih. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang digunakan meliputi: P1: mikoriza, P2: mikoriza + kompos, P3: mikoriza + arang sekam, P4: mikoriza + kompos + arang sekam, P5: kompos, P6: arang sekam, P7: kontrol, P8: cara petani. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance taraf 5%, jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan DMRT (Duncan's Multiple Range Test) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas mikoriza mengendalikan kelayuan sebesar 2,95% dan busuk umbi sampai 20,93%, serta penurunan populasi Ditylenchus spp. hingga 18,45%. Efektivitas kompos mengendalikan kelayuan sebesar 0,64% dan busuk umbi sampai 27,91%, serta penurunan populasi Ditylenchus spp. hingga 42,14%. Efektivitas arang sekam mengendalikan kelayuan sebesar 1,28% dan busuk umbi sampai 25,58%, serta penurunan populasi Ditylenchus spp. hingga 27,56%. Kombinasi mikoriza dan arang sekam memiliki efektivitas tertinggi dalam mengendalikan kelayuan sebesar 5,91%, sedangkan kombinasi mikoriza dan kompos memiliki efektivitas tertinggi dalam mengendalikan busuk umbi sampai 34,88%, serta kombinasi mikoriza dengan kompos dan arang sekam memiliki efektivitas tertinggi dalam penurunan populasi Ditylenchus spp. hingga 48,52%.