×
Tanah organik merupakan
tanah yang memiliki daya dukung rendah sehingga menyebabkan permasalahan
konstruksi yang berada diatasnya. Seperti pada bangunan ruko satu lantai yang
berada pada kawasan Dieng, Kabupaten Wonosobo yang telah berdiri selama 7
tahun, namun mengalami kerusakan struktur yang cukup parah. Salah satu upaya
untuk menanggulangi permasalahan tersebut yaitu perbaikan tanah. Dengan
memperbaiki struktur tanah diharapkan konstruksi yang berada diatas tanah
tersebut menjadi lebih stabil. Salah satu metode perbaikan tanah yaitu grouting
semen. Metode grouting semen bekerja dengan menginjeksikan
campuran air semen kedalam tanah dengan alat khusus pada tekanan dan kedalaman
tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman grouting
semen terhadap penurunan yang terjadi pada tanah organik. Variasi kedalaman
yang digunakan yaitu 15 cm, 30 cm dan 50 cm. Analisis penurunan dilakukan
menggunakan software Plaxis 2D dengan material soft soil creep yang
dinilai mampu menghitung besar penurunan konsolidasi primer dan konsolidasi
sekunder sesuai dengan representasi tanah organik. Penelitian ini menggunakan
data tanah yang didapat dari hasil uji laboratorium serta data sondir yang
didapat dari lokasi penelitian. Kondisi awal dianalisis sebagai kontrol dari
tiga analisis variasi kedalaman grouting yang dilakukan. Hasil analisis
menunjukkan penurunan yang terjadi pada kondisi awal yaitu sebesar 42,85,77 cm.
Penurunan yang terjadi untuk kedalaman 15 cm, 30 cm dan 50 cm sebesar 39,65 cm;
36,21 cm; dan 30,86 cm. Dari hasil tersebut didapatkan deviasi penurunan yang
terjadi pada kedalaman 15 cm yaitu 7,47%, 30 cm sebesar 15,49?n kedalaman 50
cm sebesar 27,99%. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin dalam grouting
semen yang dilakukan semakin kecil pula besar penurunan yang terjadi.