Emotional exhaustion adalah keadaan seseorang yang mengalami  kelelahan baik secara fisik maupun mental. Kelelahan ini adapat terjadi akibat  adanya pekerjaan ekstrim atau tuntutan pribadi yang dilakukan. seseorang yang mengalami emotional exhaustion akan mengalami kecemasan berlebihan  pada saat ingin memulai pekerjaan. Akibatnya akan terjadi penurunan tingkat  kepuasan kerja, penurunan kinerja pekerjaan, penurunan komitmen organisasi,  serta meningkatnya kecelakaan kerja akibat kurangnya konsentrasi. Emotional  exhaustion dapat terjadi akibat adanya perilaku menyimpang (presenteeism  dan workaholism) yang dapat meningkatkan beban kerjanya. Perilaku ini  muncul disebabkan adanya ketakutan kehilangan pekerjaan (job insecurity).  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran mediasi perilaku  presenteeism dan workaholism pada pengaruh job insecurity terhadap  emotional exhaustion. Penelitian ini menggunakan peneliti menggunakan  metode studi cross sectional. Sampel yang diteliti adalah karyawan hotel  bintang 3, 4, dan 5 di Surakarta yang dipilih dengan teknik Cluster Random  Sampling sebanyak 103 orang. Pengambilan data berupa data primer  menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian sebelumnya di hotel  tempat mereka bekerja di tahun 2022 saat kebijakan PPKM masih berlaku  pada masa pandemic covid-19. Analisis data dilakukan dengan metode PLS  (Partial Least Square) dengan program smartPLS 4. Berdasarkan hasil analisis  disimpulkan bahwa job insecurity memiliki pengaruh positif terhadap  emotional exhaustion, perilaku presenteeism berperan dalam pengaruh job  insecurity terhadap emotional exhaustion, workaholism dipengaruhi oleh job  insecurity, dan memberi pengaruh terhadap emotional exhaustion, serta  perilaku workaholism berperan memediasi pada pengaruh job insecurity terhadap emotional exhaustion.