Transportasi sebagai pendukung pergerakan terus dikembangkan seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Moda transportasi kereta api yang bersifat efisien menjadi transportasi pilihan di kawasan perkotaan. Kereta api juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar. Getaran yang dihasilkan oleh kereta api dapat merambat melalui tanah dan menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan, kesehatan, dan kerusakan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh getaran yang ditimbulkan oleh aktivitas kereta api berdasarkan jenis operasional kereta api dan variasi jarak pengukuran.Pengukuran dilakukan di daerah pemukiman yang dekat dengan rel kereta api menggunakan sensor getaran SW420 yang terhubung ke Arduino Uno R3 dan laptop. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Jalan Asahan 1, Pucangsawit, Kec. Jebres, Kota Surakarta. Data getaran dikumpulkan dari dua jenis kereta, yaitu kereta jarak jauh dan Kereta Rel Listrik (KRL) pada jarak 3 meter, 4 meter, dan 5 meter dari as rel kereta api. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Two-Way Anova untuk menguji pengaruh faktor jenis operasional kereta api dan variasi jarak pengukuran terhadap intensitas getaran. Hasil pengukuran getaran menunjukkan nilai rata-rata frekuensi getaran yang diterima oleh alat pada jarak 3 meter sebesar 74,24 Hz untuk KAJJ dan 60,01 Hz untuk KRL. Pada jarak pengukuran 4 meter, nilai rata-rata getaran sebesar 60,08 Hz untuk KAJJ dan 50,78 Hz untuk KRL. Pada jarak pengukuran 5 meter, nilai rata-rata getaran sebesar 47,21 Hz untuk KAJJ dan 42,83 Hz untuk KRL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas getaran menurun dengan meningkatnya jarak pengukuran. Getaran tertinggi tercatat pada jarak 3 meter. Analisis statistik menggunakan uji Anova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jarak pengukuran dan jenis operasional kereta api terhadap intensitas getaran, tetapi tidak ada interaksi signifikan antara kedua variabel tersebut.