×
Abstrak : bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan kuat lentur antara genteng campuran (1 Klaten:! Godean),!:2.1:3,1:4,1:5, genteng dari daerah Godean Yogyakarta dan genleng dari daerah Klalen Jawa Tengah menurut SNI 003-2095-1998; 2) Komposisi campuran tanah Hat dari daerah Godean Yogyakarta dan tanah Hat dari daerah IClaten Jawa Tengah mempunyai kualitas yang semakin baik. 3) Perbedaan kualitas genteng hasil eksperimen dengan genteng yang sudah ada (Genteng Godean dan Klaten). Metode yang digunakan dalam penelilian ini adalah metode eksperimen dan Penelitian Pendahuluan dilaksanakan di Laboratonum Mekanika Tanah FKIP jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Program studi Pendidikan Tenik Bangunan, Pembuatan Genteng diiaksanakan di desa Gadung MIati, Klaten Selatan, Pelaksanaan Uji Kuat Lentur dan Penyerapan Air di Laboratorium Bahan Konsttuksi Teknik. Fakuitas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Melode yang digunakan adalah metode eksperimen. Popuiasi berjumlah 42 sanipei dengan perlakuan masing-masing pengujian 6 buah benda uji. Jumlah sampel penelitian sebanyak 42 buah benda uji, terdiri dari masing-masing 6 buah genteng keramik campuran 1:1,1:2.1:3.1:4,1:5, 6 buah genteng asli Klaten dan 6 buah genteng Godean. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan eksperimen. Teknik pengukuran dengan menggunakan mesin uji kuat lentur merk Control Milano Italy. Teknik analisis data menggunakan uji anava satu jalur dan uji t, namun sebelumnya data diuji normalitas dan uji homogenitas terlehih dahulu. Berdasarkan analisis data diperoleh haiil sebagai berikut: (1) Ada perbedaan kuat lentur genteng keramik antar berbagai komposisi campuran tanah lial 1:1, 1:2- 1:3, 1:4. 1:5 genteng dari Godean. dan genteng dari Klaten. Hal ini terbukti dari hasil uji anava satu jalur yang memperoleh nilai F hitung lebih besar dari F tabd (6,155 > 2,36). (2) Komposisi campuran tanah liat dari kedua daerah menunjukkan kualitas dan karakteristik yang semakin baik, yaitu menghasilkan kuat lentur maksimal 185,748 Kg/cm (pada komposisi 1:3) dan memiliki nilai penyerapan air yang rendah yaitu 19,15 (pada komposisi 1:1). Hal ini terbukti dari hasil uji anava satu jalur untuk kuat lentur genteng memperoleh nilai F hitung lebih ^>esar dari F t^i (6,155 > 2,88). Sedangkan dari uji anava satu jalur untuk penyerapan air juga memperoleh nilai Fhitung yang lebih besar dari F ^c (3,880 > 2,36). (3) Genteng keramik hasil komposisi 1 : 3 berbeda secara signifikan dengan genteng keramik yang sudah ada (Godean dan Klaten). Hal ini terbukti dari hasil uji t perbaiidingan kuat lentur antara genteng komposisi 1 : 3 dengan genteng Godean (3,270 > 1,81), dan uji t perbandingan kuat lentur antara genteng komposisi 1 : 3 dengan genteng Klaten (5,652 > 1,81). Berdasar analisis data tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan kuat lentur getiteng keramik antar bcrbagai komposisi yang dicobakan. (2) Komposisi campuran tanah liat dari kedua daerah meminjukan kualitas dan karakteristik yang semakin baik. (3) Genteng keramik komposisi 1:3 berbeda secara signifikan dengan genteng keramik berbagai komposisi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan implikasi. maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: (I) Untuk menghasilkan genteng keramik yang tinggi kekuatannya dalam menahan kekuatan lentur, maka genteng keramtk hendaknya dibuat dari tanah liat dari daerah Klaten dan Godcan dengan perbandingan 1:3. (2) Untuk menghasilkan genleng keramik yang memiliki nilai penyerapan air rendah, maka komposisi tanah liat dari Godean dan Klaten hendaknya dibuat sama. (3) Untuk Masarakat umum dapat menjadikan masukan mengenai kemajuan dalam pembuatan genteng keramik sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam genteng keramik yang mengntungkan baik dari segi kekuatan maupun dari segi keekonomisannya.