Dewasa ini perkembangan konstruksi di Indonesia mengalami kemajuan yang lebih signifikan. Baik dari masifnya proyek yang dianggarkan dan kompleksitas proyek yang dikerjakan. Hal itu tentu menjadi tantangan baru dari segi waktu, biaya, dan sumber daya dalam pengerjaan proyek tersebut. Dalam menjawab tantangan diatas, maka dikembangkan sistem yang dapat terintergrasi dalam kegiatan merancang, membangun dan mengelola suatu proyek konstruksi baik dari skala kecil hingga skala masif dengan metode digital atau yang sering dikenal dengan BIM (Building Information Modelling). Salah satu software yang mengadopsi BIM yaitu Autodesk Revit. Salah satu keunggulan dari penggunaan metode BIM yaitu dapat meningkatkan akurasi volume pada pekerjaan struktural.

Pada penelitian analisis perbandingan rencana anggaran biaya ini menggunakan bantuan Autodesk Revit untuk memodelkan bagian struktur berupa pembetonan footplate, sloof, kolom, balok, dan pelat lantai. Kemudian akan dilakukan take-off quantity dari volume pembetonan, bekisting dan penulangan, setelah itu dilakukan komparasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva S. 

Berdasarkan hasil perhitungan dari Autodesk Revit yang dilakukan diperoleh total rencana anggaran biaya (RAB) sebesar  Rp 9.599.854.395,99. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa aplikasi BIM dapat  meningkatkan efisiensi biaya hingga 9,59% dan mengurangi bobot struktur sebanyak 1,7362%. Hal ini dikarenakan penerapan penggunaan Autodesk Revit 3D dapat membantu menemukan human error dengan adanya model yang terintegrasi  khususnya pada proyek berskala besar. Sehingga akurasi efektivitas dan efisiensi perhitungan didapatkan. Akan tetapi akurasi dari permodelan juga sangat bergantung pada pendefinisian permodelan yang perlu koreksi cukup detail khususnya pada joint/sambungan yang mana masih menjadi kelemahan pada Program Autodesk Revit.