Penulis Utama : Achmad Miftakhul Huda
NIM / NIP : S612008003
×

Abstrak

Pewarna alami dari tanaman dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi atau mengeliminasi penggunaan pewarna anorganik atau sintetis. Tanaman dapat digunakan sebagai pewarna kain karena mengandung suatu senyawa atau zat dalam daun. Senyawa tersebut adalah metabolit sekunder, sebagai salah satu hasil fotosintesis.Pertumbuhan Indigofera tinctoria L. sangat tergantung dengan kondisi lingkungan, salah satu adalah intensitas cahaya. Di Eropa tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik namun tidak tahan terhadap kekeringan dan kandungan   indicant dipengaruhi secara positif oleh intensitas cahaya matahari (Angelini et al., 2004). Penelitian tentang budididaya indigo Indigofera tinctoria L. sebagai pewarna kain alami menggunakan naungan paranet pada saat budidaya dengan perbedaan intensitas cahaya 100% tanpa naungan, 50, 25, dan 10 %. Produksi pigmen indicant tertinggi diperoleh oleh tanaman di bawah naungan 10% (Setyaningrum et al., 2020). Selain itu, Budiastuti et al. (2020) juga telah melakukan penelitian tentang budidaya tanaman Indigofera tinctoria L. dengan memberikan variasi intensitas cahaya 100, 50, dan 25%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kandungan indigo tertinggi pada tanaman dengan naungan 25%. Setyaningrum et al. (2020) juga melaporkan bahwa intensitas cahaya 10% yang disertai dengan pemberian pupuk hayati dapat menghasilkan kandungan indicant tertinggi pada tanaman tarum.Optimalisasi pertumbuhan tanaman di bawah tegakan (cahaya rendah) dapat dikompensasi dengan penggunaan pupuk. Dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah, komponen penting adalah pupuk organik. Bahkan penggunaan pupuk alami pun tidak meninggalkan penumpukan pada tanaman sehingga baik bagi kesejahteraan manusia (Musnawar dan Effi, 2006). Karena produk pertanian yang dihasilkan bebas dari bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman untuk dikonsumsi, maka pupuk organik merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah secara aman (Susanto, 2002). Pupuk kotoran hewan organik dibuat dari campuran kotoran hewan. Ada yang menghamburkan kompos alami yang cair dan ada pula yang padat, jenis kotoran memiliki manfaatnya masing-masing. Kotoran yang dihasilkan setiap hewan berbeda-beda jumlah dan komposisinya. Menurut Pranata (2010), jenis ternak, umur, bentuk fisik, pakan, dan air semuanya dapat berdampak terhadap kandungan unsur hara pupuk kandang. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mendeteksi pertumbuhan indigo dalam sistem AF berbasis sengon, campuran dan durian. 2. Menentukan pupuk organik yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan indigo dengan cahaya rendah di AF berbasis sengon, campuran dan durian.3.Menentukan interaksi antara cahaya di bawah tegakan dengan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi metabolit sekunder indicant.Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2021 sampai Juni 2021 di Tawang Mangu, Karanganyar, titik koordinat 7o 67’32, 69” BT dan 111o 10’29, 29” LS dengan ketinggian 900 mdpl. Penelitian laboratorium dilaksanakan di laboratorium EMPT Fakultas Pertanian UNS, labolatorium Fisiologi tanaman Fakultas Pertanian UNS, dan laboratorium kimia tanah Fakultas Pertanian UNS.Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah luxmeter, thermohydrometer, pH meter, timbangan analitik, polybag sebagai wadah media pembibitan, cangkul, tugal, HPLC (HighPerformance Liquid Shromatography), Spektrofotometer UV Vis, erlenmeyer 100 ml, tabung reaksi, pipet. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih Indigofera tinctoria L., pupuk organik kotoran sapi, pupuk organik kotoran kambing, pupuk organik kotoran ayam, tegakan sengon, tegakan durian, dan tegakan campran (sengon, jati, durian dan suren.Penelitian menggunakan percobaan dengan rancangan acak kelompok tersarang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa 1.Optimalisasi pertumbuhan Indigofera tinctoria L. dalam sistem AF berbasis sengon, campuran dan durian tercapai, pertumbuhan paling baik di bawah tegakan sengon, sedangkan kandungan indigo tertinggi di bawah tegakan campuran.2.Pupuk organik paling potensial sebagai substitusi cahaya rendah sistem AF dengan pupuk organik kotoran sapi, kambing, dan ayam adalah pupuk organik kotoran ayam.3.Cahaya intesitas rendah (AF berbasis tegakan campuran) sesuai dengan pupuk organik kotoran ayam, sedangkan intensitas cahaya tinggi (AF berbasis tegakan sengon) sesuai dengan pupuk organik kotoran ayam.

×
Penulis Utama : Achmad Miftakhul Huda
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S612008003
Tahun : 2023
Judul : Optimalisasi Pertumbuhan Dan Produksi Metabolit Sekunder Indigofera Tinctoria L. Pada Sistem Agroforestri
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Pertanian - 2023
Program Studi : S-2 Agronomi
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Indigofera tinctoria L., Indicant, Agroforestri, Intensitas cahaya, Pupuk organik kotoran hewan
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Maria Theresia Sri Budiastuti, M.Si.
2. Prof. Dr. Ir. Djoko Purnomo, M.P.
Penguji : 1. Dr. Ir. Muji Rahayu, S.P., M.P.
2. Prof. Dr. Ir. Supriyono, M.S.
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Pertanian
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.