Penelitian ini bertujuan untuk merancang sekolah yang mendukung keberlanjutan pendidikan disabilitas netra dengan pendekatan arsitektur perilaku. Lingkungan sekolah yang inklusif menjadi faktor kunci dalam memastikan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi siswa disabilitas netra. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur, studi kasus, dan analisis desain sebagai metode pengumpulan data. Pengolahan tapak melibatkan analisis zonasi untuk aksesibilitas, serta analisis view untuk orientasi ruang. Diperhatikan pula aspek lingkungan seperti angin dan matahari untuk memastikan kenyamanan dan keberlanjutan ruang. Konsep desain menggabungkan elemen-elemen lokal seperti atap bergaya Julang Ngapak. Perancangan menekankan pada navigasi sensorik, seperti penggunaan pola pada dinding sebagai petunjuk visual untuk siswa tunanetra. Selain itu, terdapat inovasi dalam memanfaatkan lima panca indera, yaitu penggunaan aroma terapi dan sistem penanda cahaya untuk membantu identifikasi ruang. Material dan warna dipilih dengan pertimbangan kontras untuk memudahkan pengenalan dan navigasi siswa disabilitas netra. Demikian pula, perbedaan ketinggian suara antar ruangan dan penggunaan teknologi modern seperti sensor suara mendukung konsep inklusifitas. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam menciptakan lingkungan pendidikan inklusif yang memperhatikan keberagaman kebutuhan siswa disabilitas netra.