Penulis Utama : Ajeng Febri Kusnita
NIM / NIP : D0205001
× Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk eksploitasi perempuan dalam film horor Indonesia era 80 an, 90 an dan 2000 an dengan menggunakan analisis wacana. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik kualitatif, dengan menggunakan analisis wacana sebagai metode untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Sumber data primer dari penelitian ini adalah scene dalam lima belas film horor Indonesia era 80 an, 90 an dan 2000 an. Sebagai sumber data sekunder diperoleh dari literatur dan informasi media massa yang berhubungan dengan objek penelitian ini. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis wacana Teun Van Dijk pada level teks. Objek Penelitian atau korpus dari penelitian ini adalah lima belas film horor Indonesia era 80 an, 90 an, dan 2000 an. Penelitian ini menganalisa wacana eksploitasi perempuan yang terdapat dalam film horor Indonesia era 80 an, 90 an, dan 2000 an yang digambarkan dalam setiap scene. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Wacana eksploitasi tubuh perempuan dalam film horor Indonesia era 80 an, 90 an, dan 2000 an ditampilkan dalam bentuk tubuh perempuan sebagai fragmen dengan menonjolkan bagian paha, dada, pundak dan lengan, pinggul dan pantat serta penunjukkan hasrat perempuan terhadap laki-laki melalui ekspresi wajah dan gestur; (2) Wacana eksploitasi perempuan melalui penampilan karakteristik. Dalam hal ini sosok perempuan ditampilkan sebagai sosok seksi dan agresif; (3) Wacana eksploitasi perempuan dalam budaya patriarki dengan menempatkan sosok perempuan sebagai sumber masalah, korban kekerasan (victim) dan sebagai objek hasrat laki-laki. Sedangkan untuk bentuk pemberontakan perempuan atau karakter perempuan dalam film horor Indonesia dalam menghadapi ketidakadilan yang dilakukan oleh para lelaki dilakukan pada saat (1) Semasa hidup, dengan melakukan pemberontakan secara fisik dengan cara memukul, menghujamkan pisau, dan mencekik leher; sedangkan perlawanan atau pemberontakan yang dilakukan (2) Sesudah mati dilakukan dengan cara fisik melalui pembunuhan dan secara psikologis dengan meneror atau menghantui orang yang mencelakainya. Sedangkan untuk adegan seks yang dulu hanya sebagai bumbu untuk saat ini sudah menjadi sutau hal yang pokok ada dalam film horor. Hal ini dapat dilihat dari porsi adegan seksual yang ada dalam (1) Film Horor Era 80 an, dalam film era ini adegan seksual masih sebatas “bumbu” untuk membuat film lebih menarik, adegan tersebut disajikan secara tidak terlalu vulgar;(2) Film horor era 90 an menampikan adegan seks lanih berani dibandingkan dengan era 80 an, tidak hanya melalui adegan saja namun kesan tersebut dapat dilihat juga dari dialog para pemain;(3) Film horor era 2000 an, untuk era ini adegan seks dalam film yang penulis teliti sudah menjadi hal yang pokok ada dalam film. Hal ini ditunjukkan dalam film-film horor Indonesia yang diteliti . Keseluruhan dari film-film tersebut memuat adegan seksual dengan porsi yang lebih besar dibanding dengan bengun cerita utama film itu sendiri.
×
Penulis Utama : Ajeng Febri Kusnita
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D0205001
Tahun : 2010
Judul : Eksploitasi perempuan dalam film horor (Analisis wacana eksploitasi perempuan dalam film horor Indonesia era 80 an, 90 an, dan 2000 an)
Edisi :
Imprint : Surakarta - FISIP - 2010
Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi
Kolasi :
Sumber : UNS-FISIP Jur. Ilmu Komunikasi-D0205001-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Pawito Ph.D
Penguji :
Catatan Umum : 1863/2010
Fakultas : Fak. ISIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.