×
Pemanfaatan
sumber daya lahan sering kali dilakukan tanpa memperhatikan tindakan
konservasi, sehingga memungkinkan adanya kerusakan tanah. Kerusakan tanah
mungkin terjadi di semua jenis penggunaan lahan, termasuk hutan. Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo memiliki beberapa jenis tutupan lahan
dengan umur yang bervariasi dan memiliki kemiringan lereng yang variatif. Kerusakan
tanah ini dapat mempengaruhi fungsi hutan dalam memproduksi biomassa.
Pertumbuhan pohon didukung oleh proses fotosintesis yang dapat menyerap karbon
dari udara kemudian mengubah zat tersebut menjadi bahan organik yang tersimpan
pada biomassa tanaman. Peran KHDTK Gunung Bromo dalam penyerapan karbon harus
tetap dipertahankan dengan mengoptimalkan peran tanah dalam memproduksi
biomassa. Status kerusakan tanah di KHDTK Gunung Bromo belum diketahui sehingga
perlu dilakukan penelitian untuk menetapkan status kerusakan tanah pada KHDTK
Gunung Bromo. Penelitian ini dilakukan di KHDTK Gunung Bromo dan
analisis laboratorium akan dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Konservasi
Tanah, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Biologi dan
Bioteknologi Tanah Fakultas Pertanian UNS. Penelitian ini dilaksanakan
menggunakan metode deskriptif eksploratif melalui pendekatan survei lapangan
dan hasil analisis pada laboratorium. Metode pengambilan sampel dilakukan
secara purposive sampling dengan memperhatikan distribusi titik sampling yang
merata pada Satuan Peta Lahan (SPL). Penentuan SPL didasarkan pada tumpang
susun (overlay) peta tematik yang meliputi peta jenis tegakan, peta jenis
tanah, peta kemiringan lereng, dan peta curah hujan. Penelitian ini terdapat 27
SPL, dimana setiap SPL terdapat 3 ulangan. KHDTK
Gunung Bromo berpotensi mengalami kerusakan tanah dalam kelas sedang dan
tinggi. Namun kerusakan aktual tidak menunjukkan rusak sedang dan tinggi,
melainkan tidak rusak dan rusak ringan. Parameter pembatas dalam penelitian ini
adalah komposisi fraksi, porositas, berat isi, dan derajat pelulusan air. Tanah
dengan kelas tidak rusak dan rusak ringan memiliki komposisi fraksi berupa
koloid <18>1,4 gr/cm3, porositas <30>