×
Waria merupakan fenomena gender yang dianggap meresahkan serta dekat dengan kegiatan prostitusi. Komunitas waria Teater Seroja di Kampung Duri, Jakarta Barat berkarya lewat seni teater untuk mematahkan hinaan, stigma negatif, dan diskriminasi sosial yang kerap dialami. Adapun permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana potret aktivitas seni komunitas waria sebelum mendirikan Teater Seroja tahun 2005 hingga 2016?, (2) Bagaimana perkembangan aktivitas seni teater komunitas waria setelah pendirian Teater Seroja periode 2016 hingga 2019?, (3) Bagaimana strategi pementasan seni teater komunitas waria Kampung Duri dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 tahun 2020 hingga 2021?.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini memanfaatkan sumber primer berupa arsip Rukun Tetangga (RT) tentang populasi komunitas waria di Kampung Duri, struktur kepengurusan Teater Seroja, surat kabar Kompas, serta foto dan video pementasan Teater Seroja. Sumber sekunder berasal dari buku, jurnal, prosiding, tugas akhir, dan ditambah menggunakan sumber wawancara dengan pendiri serta pengurus Teater Seroja dan masyarakat di Kampung Duri.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada awalnya waria di Kampung Duri bekerja sebagai buruh kasar, pengamen, penata rias, pengusaha salon, dan prostitusi. Kemudian terjadi pergeseran aktivitas waria di Kampung Duri untuk menekuni dunia seni melalui seni bermain teater. Komunitas waria di Kampung Duri mendirikan Teater Seroja pada tahun 2016 sebagai upaya menghilangkan stigma negatif terhadap waria. Pada tahun 2016-2019 Teater Seroja aktif mengadakan pementasan untuk memperkenalkan kehadiran waria dan cerita kehidupannya. Pada tahun 2020-2021, pementasan Teater Seroja terhambat akibat munculnya wabah COVID-19. Namun, Teater Seroja tetap memperjuangkan pementasan agar tetap berjalan dengan melakukan beberapa rangkaian strategi dengan pentas secara virtual.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan terjadi pergeseran kehidupan komunitas waria yang dulunya bekerja sektor prostitusi menjadi bermain seni teater pada tahun 2005 sebagai awal kariernya. Periode 2016-2019 Teater Seroja menjadi wadah komunitas waria di Kampung Duri untuk menyadarkan masyarakat mengenai kehadiran waria melalui seni teater dan ingin menjadikan waria sebagai kelompok yang diakui. Periode 2020-2021 masa pandemi COVID-19 tidak menghentikan perjuangan Teater Seroja dengan strategi pementasan secara virtual. Teater Seroja juga semakin dikenal masyarakat karena rangkaian kerja sama berbagai pihak.