×
Kedelai hitam merupakan salah satu komoditas pertanian unggul yang dibutuhkan masyarakat dan industri, namun mengalami penurunan produksi yang diiringi dengan menurunnya luas areal tanam kedelai. Pengembangan pertanian mengarah pada pemanfaatan lahan marginal seperti tanah gambut yang tersebar luas di Indonesia. Rendahnya pH tanah dan ketersediaan unsur hara, terutama fosfor pada tanah gambut menjadi kendala dalam budidaya tanaman kedelai. Upaya perbaikan yang dilakukan dengan pemberian amelioran berupa biochar tempurung kelapa dan pupuk hayati BiO2 sebagai suplai unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dosis biochar tempurung kelapa dan pupuk hayati BiO2 serta mendapatkan kombinasi perlakuan yang memberikan hasil tertinggi terhadap ketersediaan fosfor dan hasil kedelai hitam pada tanah gambut. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF), yang terdiri dari 2 faktor dengan 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor I berupa dosis biochar tempurung kelapa, terdiri dari 0 ton/ha atau 0 g/pot (B0), 0,2 ton/ha atau 4 g/pot (B1), 0,4 ton/ha atau 8 g/pot (B2), dan 0,8 ton/ha atau 16 g/pot (B3) yang diberikan di lubang tugal. Faktor II berupa konsentrasi BiO2 0% atau 0 ml/pot (P1), 50% atau 5 ml/pot (P2), dan 100% atau 10 ml/pot (P3) yang diberikan 2 kali per minggu. Variabel yang dikaji meliputi pH, C-Organik, KTK, Al-dd, P tersedia, P jaringan, Serapan P, jumlah polong total, jumlah polong isi, berat kering brangkasan, berat biji per tanaman, dan berat 1000 biji. Analisis data menggunakan ANOVA, apabila terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan DMRT taraf kepercayaan 95% serta uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biochar tempurung kelapa, pupuk hayati BiO2, dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap variabel penelitian yang diamati. Aplikasi biochar 0,8 ton/ha (16 g/pot) dan konsentrasi BiO2 100% (10 ml/pot) merupakan kombinasi perlakuan yang memberikan hasil tertinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol terhadap P-tersedia (8,65 ppm) yang meningkat 82,94%, jumlah polong total (128) yang meningkat 137,03%, jumlah polong isi (103) yang meningkat 134,09%, berat kering brangkasan (15,77 g) yang meningkat 69,75%, berat biji kering per tanaman (8,63 g) yang meningkat 150,87%, dan berat 1000 biji (99,57 g) yang meningkat 29,02%.