Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia dalam perspektif Maqashid Sharia Index (MSI) dan menentukan BPRS yang paling optimal dalam implementasi MSI. Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya kegiatan transaksi dan operasional BPRS yang belum memenuhi prinsip syariah, serta kelemahan informasi yang tersaji dalam laporan keuangan konvensional, yang mengharuskan evaluasi kinerja BPRS menggunakan pendekatan MSI untuk hasil yang lebih relevan. Populasi penelitian ini mencakup seluruh BPRS di Indonesia periode 2019-2022, yang berjumlah 167, dengan sampel 55 BPRS yang diambil secara purposive. Penelitian ini menggunakan indikator kinerja yang melibatkan tiga tujuan utama dari maqashid shariah: pendidikan individu, menciptakan keadilan, dan mewujudkan kesejahteraan. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan data sekunder yang dianalisis menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kinerja BPRS di Indonesia pada periode 2019-2022 berkisar antara 15,90% hingga 24,64%. Rata-rata MSI selama periode tersebut adalah 18,20%, yang mencerminkan kinerja yang masih tergolong rendah dalam penerapan prinsip-prinsip maqashid syariah. Kinerja yang rendah ini menunjukkan bahwa banyak BPRS belum sepenuhnya mengintegrasikan tujuan maqashid syariah dalam operasional mereka. BPRS Dinar Ashri adalah lembaga yang paling optimal dalam implementasi Maqashid Sharia Index dengan MSI sebesar 24,64%, sementara BPRS Bandar Lampung mencatatkan MSI terendah sebesar 15,89%. Peningkatan kinerja BPRS lainnya memerlukan perhatian khusus pada aspek keadilan dan kesejahteraan untuk mendekati standar terbaik yang dicapai oleh BPRS Dinar Ashri.