Penulis Utama : Amanda Widyarahma
NIM / NIP : S022302007
× <p>ABSTRAK</p><p>Latar Belakang: Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang prevalensinya meningkat terutama pada usia lanjut. Sekitar seperempat orang di atas usia 65 tahun menderita diabetes. Kondisi ini memerlukan manajemen yang ketat untuk mencegah komplikasi serius. </p><p>Pentingnya perilaku preventif tersier untuk mencegah komplikasi lebih lanjut bagi penderita DM. </p><p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan konstruk  Social Cognitive Theory  dengan perilaku preventif tersier lansia diabetes tipe 2 dan menganalisis pengaruh kontekstual Posyandu dan faktor lainnya terhadap perilaku preventif tersier lansia diabetes tipe 2. </p><p>Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilakukan di 25 posyandu di Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada bulan April hingga Mei 2024. Sampel terdiri dari 200 pasien usia lanjut dengan DM tipe 2 yang dipilih dengan metode stratified random sampling. </p><p>Variabel independen yang digunakan adalah regulasi diri, pengetahuan, ekspektasi hasil, efikasi diri, penguatan, dan obervasional learning. Variabel dependen adalah perilaku preventif tersier. Pegumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Data analisis menggunakan analisis regresi linear ganda multilevel. </p><p>Hasil: Analisis multilevel dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku preventif tersier pada usia lanjut dengan DM tipe 2 lebih tinggi pada regulasi diri (b=0.24; CI 95% = 0.01 hingga 0.46; p = 0.038), </p><p>pengetahuan (b=0.70; CI 95% = 0.23 hingga 1.17; p = 0.003), ekspektasi hasil (b=0.53; CI 95% = 0.35 hingga 0.71; p = 0.000), efikasi diri (b=0.39; CI 95% = 0.11 hingga 0.67; p = 0.006), penguatan (b=1.26; CI 95% = 0.90 hingga 1.62; p = 0.000), dan pembelajaran observasional (b=0.30; CI 95% = 0.01 hingga 0.59; p = 0.036). </p><p>Pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap perilaku preventif tersier secara statistik tidak signifikan. Model analisis multilevel ini menunjukkan pengaruh kontekstual di posyandu usia lajut yang rendah terhadap perilaku preventif tersier (ICC= 6.39%). </p><p>Kesimpulan: Perilaku preventif tersier pada usia lanjut dengan DM tipe 2 meningkat degan regulasi diri yang kuat, pengetahuan yang baik, ekspektasi hasil yang baik, efikasi diri yang kuat, penguatan yang kuat, dan pembelajaran observasional baik. </p><p>Dengan demikian social cognitive theory dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku preventif tersier. Variasi pada level Posyandu memiliki efek kontekstual yang rendah pada perilaku preventif tersier pada lansia DM tipe 2.</p><p><br></p><div><br></div>