Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) merujuk pada individu di bawah umur 18 tahun yang terlibat dalam perilaku yang melanggar hukum dan mencerminkan adanya penyimpangan sosial di masyarakat. Rekonstruksi nilai-nilai terhadap Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) adalah proses penting yang melibatkan pemahaman dan perbaikan terhadap nilai-nilai yang melanggar hukum, dengan melibatkan berbagai pihak di sekitar mereka. Proses ini bertujuan untuk mengubah perilaku anak ke arah positif, dengan fokus pada penguatan nilai-nilai di masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Balai Permasyarakatan (BAPAS) Kelas II Klaten, yang mana di Balai Permasyarakatan (BAPAS) tersebut terdapat Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) yang sedang dalam bimbingan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bimbingan di dalam dan di luar Balai Permasyarakatan Kelas II Klaten. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian menujukkan bahwa Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) dapat mengahayati nilai-nilai di masyarakat dan menjadi pribadi yang lebih produktif setelah memperoleh pembimbingan dari Balai Permasyarakatan Kelas II Klaten dan luar Balai Permasyarakatan Kelas II Klaten. Pembimbingan dari Balai Permasyarakatan Kelas II Klaten dapat terbagi menjadi dua, yaitu: (1) Pembimbingan perseorangan yang diwujudkan dalam motivasi, dukungan, dan kegiatan di masyarakat, (2) Pembimbingan kelompok yang diwujudkan dengan kegiatan bersama anak-anak di Balai Permasyarakatan Kelas II Klaten. Kemudian, Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) juga memperoleh pembimbingan dari luar Balai Permasyarakatan Kelas II Klaten, yaitu: (1) Motivasi, nasihat, dan dukungan oleh orang tua/wali dan keluarga, (2) Dukungan dan kegiatan di komunitas oleh masyarakat sekitar.