Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru dalam penanaman kedisiplinan belajar pada pembelajaran bahasa Jawa di kelas V. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi pembelajaran bahasa Jawa, wawancara dengan guru dan peserta didik, angket peserta didik, dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis Miles dan Huberman. Teknik untuk menguji validitas data dilakukan dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Penelitian ini mendeskripsikan analisis peran guru dari teori Sholeh Hidayat yang memaparkan bahwa guru memiliki tujuh peran, yaitu demonstrator, komunikator, organisator, motivator, inspirator, evaluator, dan pendidik. Sebagai demonstrator, guru sudah menyajikan contoh dan bukan contoh kedisiplinan belajar dalam bertutur kata dan tindakan, tetapi belum menggunakan bahan ajar dan media yang bermuatan kedisiplinan belajar. Sebagai komunikator, guru sudah membangun komunikasi verbal dan nonverbal dengan peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Guru melakukukan tanya-jawab untuk menciptakan lingkungan komunikasi belajar multi arah. Sebagai organisator, guru sudah menggunakan tata tertib yang sudah disepakati peserta didik dan guru. Sebagai motivator, guru memberikan semangat kepada peserta didik untuk menaati tata tertib dengan menjelaskan. Guru memberikan reward dan punishment kepada peserta didik. Sebagai inspirator, guru sudah memberikan arahan dengan bentuk instruksi dan penjelasan. Guru juga menginspirasi peserta didik untuk disiplin dengan memberikan contoh konkrit dalam menaati tata tertib. Sebagai evaluator, guru tidak melakukan penilaian pada setiap pembelajaran juga teknik yang digunakan kurang beragam. Guru juga tidak menggunakan indikator yang disusun untuk mengukur keberhasilan penanaman kedisiplinan belajar. Sebagai pendidik, guru sudah melaksanakan pembelajaran yang menanamkan kedisiplinan belajar dalam mengikuti pembelajaran. Guru belum merencanakan dan mengevaluasi penanaman kedisiplinan belajar secara khusus. Peserta didik sudah menunjukkan kedisiplinan belajar pada kategori sangat baik. Guru tetap harus mempertahankan dan meningkatkan perannya dalam penanaman kedisiplinan belajar saat pembelajaran bahasa Jawa. Implikasi pada penelitian ini menyatakan bahwa peran guru dalam penanaman kedisiplinan belajar pada pembelajaran bahasa Jawa dapat memicu perilaku kedisiplinan belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, mengerjakan tugas, dan menaati tata tertib. Penelitian ini dapat berkontribusi untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan mengenai peran guru dalam menanamkan kedisiplinan belajar pada pembelajaran bahasa Jawa.