Budidaya Kangkung (Ipomoea reptans P) Secara Organik dengan Aplikasi Pupuk Organik Cair
Penulis Utama
:
Emi Bagita
NIM / NIP
:
V4121037
×<p>Kangkung merupakan sayuran yang banyak diminati masyarakat namun produksi
kangkung masih rendah karena kesuburan tanah yang turun akibat dari penggunaan
bahan kimia selama budidaya. Pupuk kimia yang digunakan secara berlebihan dapat
mempengaruhi kualitas tanah dan produk. Upaya untuk mengatasi hal tersebut yaitu
dengan budidaya secara organik. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu untuk mengkaji
budidaya kangkung secara organik dan analisis usaha tani beserta pemasarannya.
Budidaya ini dilaksanakan di Laboratorium Pertanian UNS Jumantono di Jalan Raya
Bakaran, Sukosari, Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Metode yang
digunakan praktik secara langsung di lahan, pengamatan, dan studi pustaka sebagai
literatur. Luas wilayah Kecamatan Jumantono adalah 53,55 km2 dengan ketinggian
rata-rata 293 m diatas permukaan laut. Garis lintang dan bujur yang dimiliki
Kabupaten Karanganyar terletak antara 110° 40” – 110° 70” Bujur Timur dan 70° 28”
– 70° 46” Lintang Selatan dengan temperatur 22-31°. Lokasi budidaya menurut data
BPS memiliki curah hujan sekitar 1905,3 mm/tahun. Suhu yang cocok untuk tanaman
kangkung yaitu berkisar antara 20 sampai 28°C dan kelembaban diatas 60% Hasil
budidaya kangkung yang dilakukan diumur 28 HST tinggi daun 40 cm, jumlah daun
14 cm, dan panjang daun 10 cm. Seiring bertambahnya ukuran ini karena adanya
penggunaan pupuk organik cair. Budidaya kangkung secara organik dengan
menggunakan pupuk organik cair meliputi persiapan lahan, persiapan media tanam
terdiri dari tanah, pupuk kendang, dan arang sekam dengan perbandingan 3:3:1,
penanaman, pemeliharaan seperti penyiraman dan pemupukan pupuk organik cair 2
minggu sekali, pengendalian hama dilakukan secara mekanis karena intensitas
hamanya rendah, kangkung siap dipanen saat umur 28 HST dengan karakteristik
berbatang besar dan berdaun lebar pemanenan sebaiknya dilakukan di pagi hari
karena intensitas cahaya dan suhu masih rendah untuk mengurangi respirasi yang
terjadi pada kangkung setelah panen, pascapanen yang dilakukan pencucian, sortasi,
grading, dan pengemasan. Total produksi dari 200 polybag menghasilkan 19,74 kg
dengan rata-rata berat kangkung perpolybag 180-200 gram. Analisis usahatani
budidaya kangkung secara organik perolehan biaya tetap Rp233.458, biaya variabel
Rp845.000, Harga pokok penjualan Rp26.961, Harga jual produk dengan keuntungan
55% sebesar Rp42.000, total revenue Rp1.680.000, keuntungan Rp601.542, BEP
dalam Rupiah sebesar Rp469.711, BEP dalam Unit 12 pcs, R/C Ratio 1,55 > 1 =
layak, B/C Ratio 0,5 > 0 = layak.<br></p>
×
Penulis Utama
:
Emi Bagita
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
V4121037
Tahun
:
2024
Judul
:
Budidaya Kangkung (Ipomoea reptans P) Secara Organik dengan Aplikasi Pupuk Organik Cair
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Sekolah Vokasi - 2024
Program Studi
:
D-3 Agribisnis
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
Budidaya Kangkung, Pupuk Organik Cair
Jenis Dokumen
:
Laporan Tugas Akhir (D III)
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Desy Setyaningrum, S.P., M.P.
Penguji
:
1. Rizki Puspita Dewanti, S. E., M. Si.
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Sekolah Vokasi
×
Halaman Awal
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.