Penulis Utama : Rahma Maulinda Dwinari
NIM / NIP : S232208015

         Makanan ritual sebagai kelengkapan utama dalam tradisi slametan berfungsi untuk mewakili pesan-pesan tertentu. Slametan menjadi tradisi yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Seiring berkembangnya zaman, minat untuk mempelajari makanan ritual sebagai bagian dari tradisi sudah mulai menurun, terutama bagi kalangan muda. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil analisis terkait pemaknaan masyarakat terhadap makanan ritual tradisi slametan di Kabupaten Wonogiri, khususnya Desa Gunungsari. Penelitian juga mengeksplorasi proses komunikasi dalam pewarisan nilai dan budaya makanan slametan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi etnografi. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipan dan dokumentasi. Pemilihan studi etnografi karena mendukung fokus penelitian untuk mempelajari perilaku budaya masyarakat berkenaan dengan pemaknaan makanan slametan. Pemilihan informan menggunakan Teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu. Menggunakan pendekatan teori Interaksionisme Simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Blumer dengan pemikiran George Herbert Mead yang mengkaji tindakan manusia terhadap objek berdasarkan pemaknaannya, makna muncul dalam interaksi sosial dan makna dapat diubah melalui interaksi dan pengalaman. Teori pendukungnya adalah Social Judgment Theory oleh Muzafer Sherif yang mengeksplorasi bagaimana struktur sikap seseorang terhadap pesan persuasi dipengaruhi oleh ego-involvement.          Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan slametan di dalam komunikasi budaya masyarakat Gunungsari dimaknai dan diyakini sebagai bentuk konkret upaya mempertahankan tradisi leluhur; sega berkat dalam slametan kematian diyakini sebagai bentuk sedekah; guwakan dalam slametan methik sebagai komunikasi ungkapan syukur kepada Tuhan; sega ater-ater slametan dipercayai sebagai komunikasi dalam menjaga relasi sosial dengan tetangga dan kerabat. Bagi masyarakat kalangan tua, penyajian ayam panggang dalam pitonan merepresentasikan prestise sosial. Makanan slametan juga dimaknai sebagai bentuk komunikasi dalam kelompok masyarakat oleh kalangan muda untuk menunjukkan eksistensinya melalui fitur Status dalam media sosial WhatsApp. Pewarisan budaya makanan slametan terjadi melalui proses komunikasi pada interaksi dalam keluarga dan komunikasi dalam interaksi di lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

×
Penulis Utama : Rahma Maulinda Dwinari
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S232208015
Tahun : 2024
Judul : Makanan Ritual sebagai Komunikasi
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. ISIP - 2024
Program Studi : S-2 Ilmu Komunikasi (Manajemen Komunikasi)
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Teori Interaksionisme Simbolik, Komunikasi Budaya, Pemaknaan, Makanan Ritual dalam Slametan, Pewarisan Nilai dan Budaya
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Drs. Pawito, Ph.D.
2. Dr. Andre Noevi Rahmanto, S.Sos., M.Si.
Penguji : 1. Dr. Mahfud Anshori, S.Sos., M.Si
2. Drs. Ign. Agung Satyawan, S.E., S.I.Kom., M.Si., Ph.D
Catatan Umum : Tidak ada DOI (1)
Fakultas : Fak. ISIP
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.