×
UMKM Mamnich adalah salah satu usaha di Kota Surakarta yang memproduksi tas etnik dari kain goni sebagai bahan baku utama. Selama ini, pengadaan bahan baku di UMKM Mamnich dilakukan berdasarkan perkiraan sisa bahan di gudang tanpa memperhitungkan penjualan tas, yang dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan bahan baku. Kekurangan bahan baku dapat menurunkan kualitas pelayanan kepada konsumen, sementara kelebihan bahan baku akan meningkatkan biaya penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku yang optimal, menentukan titik pemesanan ulang (reorder point), menetapkan stok pengaman (safety stock), dan membandingkan total biaya UMKM dengan total biaya menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Pengendalian bahan baku di UMKM Mamnich dilakukan dengan metode EOQ. Bahan baku yang dikendalikan dalam penelitian ini mencakup kain goni, kain kanvas, kain polyester, kain batik, kain tenun, kain lurik, kain ecoprint, busa furing, webbing tas, resleting YKK, dan benang. Permintaan bahan baku diperkirakan berdasarkan penjualan tas dari Mei 2022 hingga April 2024, dan pengendalian persediaan dilakukan untuk periode Mei 2024 hingga April 2025. Karena data penjualan tas bersifat musiman, metode peramalan yang digunakan adalah simple seasonal, winter additive, dan winter multiplicative. Metode peramalan terbaik yang dipilih adalah winter additive karena memiliki nilai MAPE terkecil untuk semua peramalan bahan baku tas. Hasil perhitungan dengan metode EOQ menunjukkan bahwa total biaya persediaan bahan baku dengan metode EOQ adalah Rp 259.029.520, sedangkan total biaya persediaan bahan baku di UMKM adalah Rp 295.800.000, sehingga terdapat selisih sebesar Rp 36.770.480 antara kedua total biaya tersebut.