Keadaan iklim tropis dan perkembangan jumlah beban kendaraan kerap menjadi penyebab utama terjadinya deformasi, retak pada lapisan Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC). Penggunaan AC-WC pada jalan sangat penting untuk meningkatkan kualitas jalan dan menjamin keamanan pengguna jalan. Perkembangan lalu lintas jalan tersebut pasti diikuti dengan meningkatnya kebutuhan material aspal. Kebutuhan aspal nasional Indonesia sekitar 1,2 juta ton pertahun, akan tetapi baru 0,6 juta ton yang dapat dipenuhi oleh PT. Pertamina sedangkan sisanya dipenuhi melalui import (Annas et al., 2013). Untuk memenuhi kebutuhan aspal tersebut pemerintah menginstruksikan untuk memanfaatkan aspal alam yang ada di Indonesia yaitu Asbuton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar aspal optimum pada campuran modifikasi asbuton dan membandingkan pengaruh modifikasi asbuton terhadap karakteristik stiffness modulus yang dibandingkan dengan campuran aspal tanpa modifikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Penelitian dilakukan dalam beberapa pengujian yaitu pengujian Marshall yang bertujuan untuk mengetahui kadar aspal optimum dari campuran aspal tanpa penambahan dan penambahan asbuton B 50/30 kadar 10?n 15%, serta meninjau modulus kekakuan campuran tiap variasinya dengan pengujian ITSM. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data pemeriksaan agregat, pemeriksaan asbuton, pemeriksaan Marshall Properties, dan pemeriksaan stiffness modulus.Hasil penelitian, untuk pengujian Marshall Test diperoleh kadar aspal optimum untuk variasi campuran aspal penetrasi 60/70 adalah sebesar 5,5%, sedangkan pada penambahan asbuton B 50/30 kadar 10?n kadar 15% diperoleh kadar aspal optimum yaitu 6?n 7%. Dari hasil pengujian ITSM, diperoleh nilai Stiffness Modulus untuk variasi campuran aspal penetrasi 60/70 adalah sebesar 6277 MPa, sedangkan pada penambahan asbuton B 50/30 kadar 10?n kadar 15% diperoleh Stiffness Modulus yaitu 8098 MPa dan 8539 MPa.