×
Mi basah merupakan salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahan utama mi basah yang biasanya digunakan adalah tepung terigu. Upaya untuk mengurangi ekspor tepung terigu ke Indonesia dan diversifikasi pangan dapat dilakukan substitusi tepung untuk pembuatan mi basah. Tepung yang dapat digunakan adalah tepung umbi porang (Armophopallus Onchophyllus) dan tepung umbi gadung (Dioscorea Hipsida Dennst). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh proporsi tepung umbi gadung dan tepung umbi porang terhadap kualitas dan sifat sensoris dari produk mi basah. Pembuatan mi basah dilakukan menggunakan pencetakan manual dan perebusan pada suhu 85oC selama 1-2 menit. Desain rancangan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu variasi persentase penggunaan bahan pembuatan mi basah. Analisis yang dilakukan adalah cooking properties (waktu pemasakan dan kehilangan padatan), analisis kimia (kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat), analisis fisik tekstur (kekerasan dan kekenyalan), dan analisis sensoris (warna, aroma, rasa, tekstur, dan keseluruhan). Perlakuan terbaik yang terpilih pada produk mi basah dengan penambahan tepung gadung dan tepung porang adalah formulasi A5 dengan penambahan 60% tepung terigu, 10% tepung porang, dan 30% tepung gadung. Berdasarkan hasil tersebut karakteristik mi basah dari perlakuan terbaik, antara lain adalah waktu pemasakan yang singkat yaitu selama 95 detik; kehilangan padatan sebesar 6,5703%; kadar air 71,075%; kadar abu 1,920%; kadar lemak 1,607%; kadar protein 2,623%; kadar karbohidrat 22,775%; kekerasan 7,112 N; kekenyalan 0,645; dan secara sensoris mendapatkan nilai keseluruhan 4,1 yang menunjukkan bahwa panelis agak suka dengan mi basah.