Penulis Utama : Ikhsania Hapsari Putri
NIM / NIP : M0720037
×

Kasus Demam Berdarah di Indonesia meningkat signifikan pada tahun 2022. Beragam karakteristik wilayah di Indonesia menjadi tantangan pemerintah dalam merencanakan strategi penanganan sehingga clustering wilayah Indonesia berdasarkan faktor penyebab DBD dapat membuat strategi lebih efisien. Metode yang digunakan yaitu K-Means, Fuzzy C-Means (FCM), dan, Gaussian Mixture Model (GMM). Kinerja ketiga metode tersebut dievaluasi menggunakan koefisien Sillhouette. Data yang digunakan adalah jumlah kasus (X_1), kepadatan penduduk (X_2), persentase penduduk miskin (X_3), dan jumlah sarana kesehatan (X_4) tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode FCM menghasilkan cluster paling optimal yaitu 2 cluster dengan nilai Silhouette sebesar 0,95, K-Means dengan 2 cluster sebesar 0,79 dan GMM  dengan 7 cluster sebesar 0,001. Hasil clustering FCM, cluster 1 yang terdiri dari 32 wilayah perkotaan seperti Palembang, Malang, Surabaya, dan sebagainya  memiliki karakteristik tinggi pada jumlah kasus, kepadatan penduduk, jumlah sarana kesehatan, serta persentase penduduk miskin rendah sehingga fokus utama cluster tersebut adalah kepadatan penduduk. Cluster 2 yang terdiri dari 482 kabupaten/kota seperti Salatiga, Kepulauan Seribu, Kediri dan sebagainya memiliki karakteristik rendah pada jumlah kasus, kepadatan penduduk, jumlah sarana kesehatan, serta persentase penduduk miskin tinggi, sehingga fokus utama adalah persentase penduduk miskin dan jumlah sarana kesehatan.