Likuifaksi adalah fenomena hilangnya kekuatan tanah akibat getaran gempa bumi, yang umumnya terjadi pada tanah berpasir lepas dan jenuh air. Fenomena ini menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur. Studi ini berfokus pada wilayah Jono Oge, Sulawesi Tengah, yang dikenal sebagai daerah rawan gempa, terutama setelah gempa magnitudo 7,5 yang mengguncang wilayah tersebut pada tahun 2018.Metode simplifikasi digunakan untuk menghitung Safety Factor (SF) dengan membandingkan nilai Cyclic Stress Ratio (CSR) dan Cyclic Resistance Ratio (CRR). Iwasaki et al. (1978, 1982) melanjutkan simplifikasi dengan metode Liquefaction Potential Index (LPI) untuk memprediksi potensi likuifaksi di permukaan tanah. Untuk melengkapi analisis ini, metode probabilitas oleh Hwang et al. (2004) dan Sonmez dan Gokceoglu (2005) digunakan untuk menilai kemungkinan terjadinya likuifaksi berdasarkan nilai SF tertentu. Penggunaan metode probabilitas memberikan kehandalan tambahan dalam konteks geoteknik yang sangat bervariasi, memungkinkan evaluasi yang lebih akurat dan aplikatif di berbagai kondisi geologis.  Hasil analisis potensi likuifaksi di Jono Oge, Sulawesi Tengah menunjukkan nilai yang bervariasi di setiap titik pengujian. Berdasarkan perhitungan nilai LPI, Titik J-2, J-3, dan J-6 memiliki tingkat potensi likuifaksi sangat tinggi, sementara titik J-11 memiliki tingkat potensi likuifaksi tinggi, titik J-4, J-5, J-7, J-8, J-9, J-10, J-12, dan J-13 memiliki tingkat potensi likuifaksi rendah, dan titik J-1 memiliki tingkat potensi likuifaksi sangat rendah. Analisis menggunakan metode Sonmez dan Gokceoglu (2005) menunjukkan nilai probabilitas likuifaksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil analisis menggunakan metode Hwang et al. (2004) pada titik J-2 sampai J-13, sedangkan di titik J-1 kedua metode menghasilkan nilai probabilitas sama dengan 0, yang berarti titik tersebut hampir dipastikan tidak terlikuifaksi.