Latar belakang Perancangan motif batik Sangiran Dengan Sumber Ide Legenda Balung Buto Menggunakan Pewarna Alami Tanah adalah pemanfaatan potensi wilayah sebagai sumber ide untuk pembuatan motif dengan memanfaatkan cerita rakyat atau legenda yang telah lama ada di kawasan Sangiran yaitu Balung Buto. Batik tulis ini dibuat menggunakan pewarna alami tanah yang telah lama digunakan oleh manusia zaman purbakala serta sebagai media yang banyak mengandung temuan fosil di wilayah Sangiran. 

Perancangan ini memiliki tujuan mengembangkan desain motif batik Sangiran dengan sumber ide Legenda Balung Buto dengan menggunakan pewarna alami tanah. Karya ini diharapkan dapat memberikan wawasan terkait kearifan lokal daerah Sangiran  dan kekayaan pewarana alami untuk tekstil.

Metode yang dipakai dalam perancangan adalah metode desain dari Bram Palgunadi. Metode desain ini  melewati empat tahap  meliputi proses penelitian, proses analisis dan penyusunan konsep, proses pembuatan rencana desain, dan proses pembuatan produk. Empat tahapan proses desain tersebut kemudian diuraikan dalam tiga langkah operasional antara lain proses eksplorasi, proses ekstraksi dan titik terminasi yang dipaparkan dalam diagram piramida.

Hasil dari skripsi perancangan yang berjudul Perancangan Motif Batik Sangiran Dengan Sumber Ide Legenda Balung Buto Menggunakan Pewarna Alami Tanah untuk busana non formal asimetris berupa enam desain motif batik tulis dan dua diantaranya diproduksi menjadi batik .Pengaplikasian perancangan diarahkan untuk pakaian semi formal wanita usia dewasa dengan model asimetris. Desain asimetris yang dibuat antara lain blouse, dress, dan outerwear. Untuk menghasilkan motif batik dengan gaya yang modern, desain yang telah dirancang menggabungkan Legenda Balung Buto serta inovasi dalam pengolahan visual.