Latar belakang: Saat ini, penggunaan sel punca dalam terapi sel sedang berkembang sebagai sarana untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Sel punca mesenkim (SPM) adalah sel induk multipoten yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel khusus di berbagai jaringan. SPM menghasilkan metabolit bioaktif yang dapat memediasi beberapa faktor pertumbuhan yang berperan penting untuk meningkatkan proliferasi, diferensiasi, dan migrasi sel. Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas terapi yaitu melalui kultur 3D seperti pembentukan spheroid yang mampu meningkatkan viabilitas, proliferasi, dan diferensiasi SPM. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan sel punca mesenkim yang dikultur secara 2D dan 3D dalam kondisi lingkungan kultur statis dan dinamis.Metode: Dalam penelitian ini, SPM asal tali pusat dikultur dengan metode monolayer dan low attachment plates untuk menghasilkan spheroid dan ditempatkan pada dua kondisi lingkungan berbeda, yaitu statis dan dinamis. Proliferasi SPM didapatkan melalui rerata persentase konfluensi sel, kemudian dianalisis dengan uji t.Hasil penelitian: Pertumbuhan sel dengan metode 2D monolayer pada lingkungan kultur statis lebih tinggi secara signifikan dibandingan dinamis. Sementara itu, pada metode 3D spheroid, jumlah sel dan spheroid pada lingkungan dinamis lebih tinggi dibandingkan statis, tetapi tidak signifikan. Selain itu, ukuran spheroid pada lingkungan dinamis lebih tinggi secara signifikan dibandingkan statis.