Kerusakan tanah merupakan masalah penting dalam pertanian yang dapat mempengaruhi kualitas dan produktivitas lahan. Aktivitas produksi yang meningkat dapat mengakibatkan kerusakan tanah yang ditandai oleh erosi tanah, penurunan kemampuan menahan air, dan berkurangnya keanekaragaman hayati dan produktivitasnya. Kurangnya minat petani terhadap budidaya padi organik dapat menjadi penyebab dari kerusakan tanah akibat dari praktik budidaya padi konvensional yang menggunakan bahan kimia sintetis secara berlebihan. Penelitian ini dilakukan karena minimnya data spasial tentang kerusakan tanah di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status kerusakan tanah pada berbagai sistem budidaya lahan sawah di Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif melalui survei purposive sampling dalam pengambilan sampel tanah. Sampel diambil dari tiga jenis pengelolaan lahan sawah: organik, semi organik, dan konvensional. Terdapat 12 satuan peta lahan (SPL) dengan masing-masing 3 kali pengulangan sehingga total 36 titik pengamatan. Parameter yang diukur meliputi nilai pH H2O, pH pirit, daya hantar listrik, kedalaman air tanah, dan jumlah mikroba berdasarkan Peraturan Pemerintah No 150 Tahun 2000 untuk lahan basah. Data hasil pengamatan diolah menggunakan software SPSS (Statistical Program for Social Science) dengan uji one-way ANOVA, DMRT (Duncan’s Multiple Range Test), dan uji korelasi. Hasil analisis menunjukkan terdapat tiga status kerusakan tanah sawah di Kecamatan Purwantoro yaitu tidak rusak (N) seluas 15 ha pada SPL 7 sampai 12, rusak ringan (R.I) seluas 1.183 ha pada SPL 1, 2, 4, dan 6, serta rusak sedang (R.II) seluas 228 ha pada SPL 3 dan 5. Tipe pengelolaan lahan sawah berpengaruh nyata terhadap status kerusakan tanah. Status kerusakan tanah sawah konvensional secara nyata lebih tinggi dibandingkan sawah organik dan semi organik. Sementara itu, untuk kemiringan lereng dan curah hujan tidak berpengaruh nyata. Faktor penentu kerusakan tanah sawah adalah pH H2O, kedalaman air tanah, dan jumlah mikroba. Rekomendasi pengelolaan tanah untuk memperbaiki status kerusakan tanah sawah di Kecamatan Purwantoro dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik seperti pupuk organik cair dan jerami padi untuk memperbaiki pH tanah, pembuatan terasering untuk memperbaiki air tanah dangkal, dan pemberian kompos untuk meningkatkan jumlah mikroba tanah.