×
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui strategi pengelolaan agrowisata jambu kristal Larasati Garden di Dusun Tengklik, dan (2) mengetahui penguatan modal sosial dalam proses pengelolaan agrowisata jambu kristal Larasati Garden di Dusun Tengklik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peneliti secara langsung dari sumber utama, tanpa menggunakan perantara yaitu melalui hasil wawancara. Sedangkan, data sekunder diperoleh melalui sumber kedua seperti penelusuran pada jurnal ilmiah penelitian terdahulu, artikel berita, media sosial, dan buku yang menyediakan informasi seputar agrowisata. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara secara mendalam. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang didapatkan, antara lain: 1) strategi pengelolaan agrowisata Larasati Garden meliputi manajemen tenaga kerja dengan membagi tanggung jawab sesuai dengan peran masing-masing dan fleksibilitas jam kerja, perawatan jambu kristal secara intensif dan ramah lingkungan, pengadaan dan perbaikan sarana-prasarana, promosi dengan memanfaatkan teknologi yaitu melalui media sosial, dan pemanfaatan modal sosial dalam pengelolaannya, yang terdiri dari jaringan, norma, dan kepercayaan. Jaringan sosial yang dimiliki agrowisata Larasati Garden meliputi hubungan antara pengelola dengan masyarakat lokal, tenaga kerja, pengunjung, dan pemerintah daerah setempat. Norma sosial yang berlaku, meliputi gotong royong, kejujuran dan tanggung jawab, seta edukasi lingkungan. Kepercayaan terbentuk melalui hubungan kerja, transparansi, dukungan masyarakat, dan kepercayaan pengunjung; 2) penguatan modal sosial di agrowisata jambu kristal Larasati Garden meliputi pembangunan jaringan sosial yang kuat dengan masyarakat lokal, tenaga kerja, pengunjung, dan pemerintah daerah, serta pemeliharaan norma-norma sosial seperti gotong royong, etika kerja berbasis kekeluargaan, dan kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu, transparansi, komunikasi efektif, dan konsistensi tindakan yang dilakukan oleh pengelola meningkatkan kepercayaan di antara semua pihak, mendukung keberlanjutan dan kesuksesan agrowisata.