Pembangunan sumber daya manusia di bidang pertanian salah satunya diupayakan oleh pemerintah melalui pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis pertanian untuk mendukung penumbuhan generasi pertanian milenial, dan SMK Negeri 1 Mojosongo merupakan salah satu perwujudannya. Namun, data tracer study tahun 2019-2022 menunjukkan bahwa hanya 9,6% alumni yang bekerja di bidang pertanian sisanya bekerja sebagai pegawai swasta bukan di bidang pertanian, berwiraswasta dan tidak sesuai dengan bidang atau jurusan yang telah ditempuh pada masa sekolah atau tidak linier pada bidang pertanian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan alumni SMK Negeri 1 Mojosongo untuk bekerja di bidang pertanian. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik non-probability sampling dengan sampling kuota pada alumni SMK Negeri 1 Mojosongo yang memiliki kriteria lulusan tahun 2019-2022 dan sudah bekerja. Tujuan penelitian dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan Path Analysis melalui software SmartPLS 4.0. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan Skala Likert sebagai alat ukurnya. Terdapat tiga variabel bebas yang digunakan yaitu persepsi terhadap pekerjaan bidang pertanian, pengalaman di bidang pertanian, dan lingkungan sosial. Variabel tersebut untuk mengukur pengambilan keputusan sebagai variabel terikat dan dimediasi oleh minat terhadap bidang pertanian sebagai variabel mediator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengambilan keputusan responden untuk bekerja di bidang pertanian termasuk dalam kategori sedang. Sebanyak 33,8% alumni memutuskan untuk tidak bekerja di bidang pertanian dan tidak memiliki keinginan untuk bekerja di bidang pertanian, dan sebanyak 24,2% responden memilih untuk bekerja di bidang pertanian. Pertimbangan  dalam pengambilan keputusan ditinjau dari pangkat atau kedudukan dan menghasilkan bahwa mayoritas responden berkedudukan sebagai karyawan (55%). Ditinjau dari pendapatan, sebanyak 87% responden memiliki pendapatan yang termasuk dalam UMK Nasional. Jeda waktu mendapatkan pekerjaan pada 36% responden yaitu 1-6 bulan setelah lulus. Alasan memutuskan pilihan pekerjaan yaitu karena keterampilan yang dimiliki sesuai, tercatat ada 24% responden sedangkan mayoritas responden (51%) memilih alasan lain-lain (adanya kebutuhan, ingin mengembangkan potensi lain, tidak diterima setelah mendaftar di berbagai lowongan, dan lain-lain). Responden memiliki persepsi baik terhadap pengambilan keputusan bekerja di bidang pertanian, pengalaman responden di bidang pertanian termasuk kategori baik, lingkungan sosial responden dalam memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan bekerja termasuk dalam kategori baik dan dukungan yang diberikan termasuk kategori cukup mendukung, serta responden memiliki minat yang tinggi untuk bekerja di bidang pertanian, tetapi usaha yang dilakukan untuk menjadikan pekerjaan di bidang pertanian sebagai hal yang ditekuni masih jarang dilakukan. Faktor-faktor yang signifikan memberikan pengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan yaitu faktor pengalaman dan minat. Kontribusi yang diberikan variabel minat yaitu sebesar 0.592 atau 59,2?n pengaruhnya positif sedangkan pengalaman kontribusinya sebesar -28,2?n hubungannya negatif. Minat menjadi faktor yang paling kuat untuk memberikan kontribusi pengambilan keputusan responden sesuai hasil nilai F-square sebesar 0,146 yang termasuk dalam kategori moderat. Variabel yang memberikan pengaruh signifikan secara tidak langsung atau melalui variabel mediasi yaitu lingkungan sosial dengan kontribusi pengaruh sebesar 42,5?n pengaruhnya positif. Hasil dari uji hipotesis juga menghasilkan bahwa variabel minat hanya dipengaruhi oleh pengalaman dan juga lingkungan sosial. Lingkungan sosial memberikan kontribusi terhadap minat lebih besar dibandingkan variabel pengalaman dengan effect size 1,250 dan termasuk kategori sangat tinggi. Variabel minat signifikan memediasi pengaruh lingkungan sosial terhadap pengambilan keputusan dengan efek mediasi upsilon (v) pada kategori tinggi yaitu 0,179. Adanya minat responden tersebut karena kegiatan pembelajaran dengan skema 70% praktik yang didukung lengkapnya fasilitas pembelajaran di sekolah. Pengalaman yang didapatkan responden melalui pembelajaran di sekolah, keikutsertaan PKL selama 6 bulan, kunjungan industri, serta kegiatan non-akademik mampu memunculkan minat responden terhadap pekerjaan di bidang pertanian.