STEREOTYPE GENDER MASKULINITAS PADA PROGRAM TAYANGAN ANIMASI ANAK UPIN & IPIN
Penulis Utama
:
Alya Rizca Aisya
NIM / NIP
:
D0220011
×<p xss=removed><span xss=removed> </span><span xss=removed>Media massa adalah media yang menyebarkan informasi ke masyarakat luas dalam waktu yang bersamaan walaupun sedang berada di tempat yang berbeda. Salah satu bentuk dari media massa adalah televisi, yaitu alat audio visual yang dapat mempengaruhi dalam proses pembentukan kepribadian masyarakat lokal. Salah satu tayangan televisi adalah animasi Upin & Ipin yang dibuat oleh Les Copaque asal Malaysia yang tayang di Indonesia sejak tahun 2012. Pada serial Upin & Ipin, pelekatan peran gender antara masing-masing tokoh laki-laki dan perempuan masih bisa dikatakan kuat yang ditayangkan harian maupun beberapa episode spesialnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya penayangan stereotip gender tertentu antara laki-laki dan perempuan dalam program tayangan animasi anak Upin & Ipin. </span><br></p><p xss=removed><span xss=removed><span xss=removed> </span>Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Sosial Koginitif yang dikemukakan oleh Albert Bandura yang berfokus pada bagaimana dan mengapa seseorang cenderung menirukan atau mencontoh apa yang mereka lihat di media. Penelitian ini juga didasarkan pada lima dari tujuh area maskulinitas dalam masyarakat yang dipaparkan oleh sosiolog Janet Saltzman Chafetz yaitu area fisikal, area fungsional, area emosional, area intelektual, dan karakter personal lainnya. </span></p><p xss=removed><span xss=removed><span xss=removed> </span>Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif, dengan penelitian eksplanatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44 scene dalam 4 episode serial animasi Upin dan Ipin dari musim 14-17 (tahun 2020-2023). </span></p><p xss=removed><span xss=removed><span xss=removed> </span>Dengan hasil penelitian bahwa terdapat penayangan peran gender yang progresif dan tidak berpacu dengan peran gender tradisional, seorang anak yang menjadi khalayak atau menyaksikan tayangan serial animasi Upin dan Ipin, dapat mengidentifikasi pesan pada dialog antar tokoh, menerima informasi baru untuk dipelajari, serta mendapatkan penggambaran tindakan dan dampak dari perilaku yang dilakukan. </span></p>
×
Penulis Utama
:
Alya Rizca Aisya
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
D0220011
Tahun
:
2024
Judul
:
STEREOTYPE GENDER MASKULINITAS PADA PROGRAM TAYANGAN ANIMASI ANAK UPIN & IPIN