Angka kekerasan dalam rumah tangga di Kota Yogyakarta menempati urutan tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) Kota Yogyakarta Dalam Penanganan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan sebagai sumber data meliputi Kepala dan Staff UPT PPA Kota Yogyakarta, Koordinator Satgas Sigrak Kota Yogyakarta, serta korban KDRT di Kota Yogyakarta yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data model Interaktif Miles & Huberman (2014) yang terdiri dari tiga langkah utama meliputi kondensasi data (data condensation), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion). Hasil penelitian menunjukkan bahwa UPT PPA Kota Yogyakarta telah berperan sebagai stabilisator, inovator, modernisator, pelopor, dan pelaksana dalam penanganan kekerasan dalam rumah tangga. Peran stabilisator dilakukan melalui kegiatan pemberdayaan kelompok penyintas dan support group. Peran inovator dilakukan melalui kegiatan terapi kinesiologi, terapi perubahan perilaku bagi pelaku, dan layanan pengaduan kasus melalui aplikasi SIKAP. Peran modernisator dilakukan melalui pengelolaan data kasus dan pelayanan online. Peran pelopor dilakukan melalui penerapan motto pelayanan, kerahasiaan data, kesetaraan dan non-diskriminasi, dan kelengkapan fasilitas. Peran pelaksana dilakukan dengan bertanggung jawab dalam penanganan kekerasan dalam rumah tangga yang dibantu lembaga yang menjadi bagian atau kepanjangan tangan dari UPT PPA Kota Yogyakarta seperti Satgas Sigrak dan juga stakeholder lain seperti Balai Rehabilitasi, Lembaga Bantuan Hukum, dan Rumah Sakit serta Puskesmas.