Pentingnya kondisi mental seorang atlet yang mempengaruhi keberhasilan dalam kompetisi. Atlet dikatakan siap mentalnya apabila percaya diri, tidak merasakan ketakutan, kekhawatiran, kecemasan dan perasaan negatif lainnya. Pelatih mengaku tidak mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan latihan mental efikasi diri dan kurang atau tidak yakin akan manfaat dari latihan mental efikasi diri sehingga pelatih kurang menindaklanjuti program latihan mental khususnya efikasi diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model imagery dengan menggunakan model PETTLEP (Physical, Environment, Timing, Task, Learning, Emotion, Perspective) untuk meningkatkan efikasi diri karateka usia pemula hingga senior.

Metode penelitian adalah Research and Development (R&D). Model yang dipakai dalam pengembangan yaitu mengadopsi metode ADDIE kepanjangan dari analyze, design, development,implementation and evaluation. Subyek penelitian terdiri dari : (1) empat dosen ahli yang terdiri dari dua dosen karate dan dua dosen psikologi olahraga, (2) uji skala kecil diujicoba kan pada 12 atlet karate, (3) uji skala besar diujicoba kan pada 30 atlet karate, (4)  uji kepraktisan buku panduan model latihan terhadap 17 atlet karate, (5) uji efektivitas terhadap 15 atlet karate. Teknik pengambilan sampel pada atlet menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data pada uji validasi menggunakan analisis Aiken V, angket uji kelayakan dan kepraktisan dianalisis menggunakan skala likert. Uji efektivitas dianalisis menggunakan paired t-test.

Desain produk yang dikembangkan adalah model latihan PETTLEP imagery untuk meningkatkan efikasi diri karateka usia pemula hingga senior. Produk akhir disajikan dalam bentuk buku panduan yang berisi langkah-langkah untuk melakukan latihan. Setiap komponen latihan terdapat tujuan yang jelas dengan kegiatan inti yang dilatih. Buku dan model PETTLEP dirancang untuk memberikan pengalaman lebih dalam menyiapkan mental atlet karateka yang dapat digunakan oleh pelatih, praktisi, maupun atlet karateka. Hasil uji validasi ahli menggunakan analisis Aiken V mendapatkan rata-rata sebesar 0.9687, yang lebih besar dari 0.88, sehingga validasi model latihan berada pada kategori sangat tinggi. Hasil uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach’s menunjukkan hasil 0.957, yang semakin mendekati nilai 1, sehingga dapat dinyatakan bahwa model latihan reliabel. Hasil uji skala kecil terhadap 12 atlet karate menunjukkan rata-rata 80% pada kategori layak. Hasil uji skala besar terhadap 30 atlet karate menunjukkan rata-rata 86% pada kategori sangat layak. Hasil uji kepraktisan terhadap 17 atlet karate menujukkan hasil rata-rata 85% dengan kategori sangat praktis. Hasil uji efektivitas terhadap 15 atlet karate mendapatkan nilai signifikansi dari uji t-test sebesar 0.000, maka dapat dinyatakan bahwa model PETTLEP imagery yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan efikasi diri karateka usia pemula hingga senior. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan model latihan PETTLEP imagery dinyatakan valid, reliabel, layak, praktis dan efektif untuk meningkatkan efikasi diri karateka usia pemula hingga senior.