Konsumsi energi di Indonesia pada tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 45?ri pada tahun sebelumnya. Tingginya konsumsi energi ini menyebabkan tingginya suhu lingkungan. Suhu lingkungan yang tinggi ini menyebabkan tingginya suhu di dalam ruangan apabila u-value selubung bangunan yang tinggi. U-value ini dapat digunakan untuk memprediksi konsumsi energi suatu bangunan dengan lebih tepat sehingga dapat dilakukan berbagai cara demi menurunkan konsumsi energi dengan melakukan retrofitting atau mengganti bahan bangunan yang memiliki U-value lebih rendah. Akan tetapi, pengukuran u-value secara konvensional memakan waktu 3 hari sehingga diperlukan alat ukur u-value yang akurat dan dapat menyingkat waktu pengukuran. Sehingga tujuan utama dari penelitian ini adalah menyelidiki kinerja alat ukur u-value yang telah dibangun. Dilakukan kalibrasi sensor MLX90614 untuk mengetahui kepresisian dan keakuratan dari sensor tersebut. Terdapat tiga sensor yang digunakan untuk mengukur suhu permukaan kaca. Selanjutnya dilakukan pengembangan propotype dengan menggunakan box berukuran 33 × 23 × 19,5 cm. Box berbentuk balok dengan 5 sisi terbuat dari plastik sedangkan 1 sisi terbuat dari kaca. Kaca inilah yang akan dianalisis nilai u-valuenya. Dilakukan dua kali uji yaitu uji laboratorium dan uji lapangan. Pada masing-masing uji dilakukan pengambilan data suhu, data daya, dan data luas permukaan kaca. Pada uji laboratorium dilakukan uji dengan sistem terinsulasi dan sistem tanpa terinsulasi. Uji laboratorium dilakukan selama 1 jam sedangkan uji lapangan dilakukan selama 72 jam (3 hari). Pada tahap kalibrasi didapatkan sensor memiliki akurasi dan presisi, masing-masing mencapai 99.16% dan 99.49%. Hasil dari uji laboratorium tanpa insulasi menunjukan perbedaan sebesar 47% pada metode power based dan HFM sedangkan pada metode IRT dan HFM terdapat perbedaan 3.2%. Sedangkan pada uji laboratorium dengan sistem terinsulasi menghasilkan perbedaan antara metode power based dan HFM sebesar 0.18%. Sedangkan perbedaan antara metode IRT dan HFM sebesar 1.09%. Hasil uji laboratorium menunjukan bahwa pengukuran nilai u-value terbaik didapatkan pada saat keadaaan box terinsulasi. Dilakukan uji lapangan untuk memvalidasi hasil pengukuran. Pada uji lapangan didapatkan perbedaan metode power based dan HFM adalah 4.67% dan perbedaan metode IRT dan HFM sebesar 5.26%. Dilakukan simulasi DesignBuilder untuk mengetahui konsumsi energi selama 1 tahun. Diperoleh bahwa dengan pergantian bahan jendela dari single clear menjadi double clear dapat menurunkan konsumsi energi sebesar 1.67%. Validasi modul praktikum fisika mengenai Asas Black memiliki tingkat kelayakan 88% dengan kategori Sangat Baik.