Hana Febriyanes Handoko. K1320038. Pembimbing I: Dr. Dra. Yuli Bangun Nursanti, M.Pd. Pembimbing II: Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd. EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SMP. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juli 2024.

Kemampuan berpikir kritis yang dimiliki siswa terutama pada mata pelajaran matematika sangat penting dan dibutuhkan karena keterampilan ini dapat membantu mempersiapkan siswa untuk mengatasi berbagai rintangan yang mungkin datang dalam kehidupan, karir, serta tanggung jawab pribadi mereka di masa depan nantinya. Namun pada kenyataannya kemampuan berpikir kritis siswa di Indonesia salah satunya siswa di SMP Negeri 1 Jaten Kabupaten Karanganyar masih terbilang cukup rendah dan diduga rendahnya kemampuan berpikir kritis tersebut disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat serta kemampuan awal siswa yang kurang diperhatikan oleh guru. Oleh sebab itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk (1) mengetahui pembelajaran mana yang menghasilkan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik antara pembelajaran dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaning (SFE) atau model pembelajaran langsung; (2) mengetahui kemampuan berpikir kritis mana yang lebih baik antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi, sedang, atau rendah; (3) mengetahui kemampuan berpikir kritis mana yang lebih baik antara siswa dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaning (SFE) atau model pembelajaran langsung pada masing-masing tingkat kemampuan awal; serta (4) mengetahui kemampuan berpikir kritis mana yang lebih baik antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi, sedang, atau rendah pada masing-masing model pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (quasi experimental research). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jaten tahun ajaran 2023/2024 yang terdiri dari delapan kelas. Sampel yang terpilih adalah kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen dan VIII-D sebagai kelas kontrol yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Data kemampuan awal dan kemampuan berpikir kritis diambil dengan menggunakan metode tes. Penelitian ini  menggunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, kemudian dilanjutkan dengan uji komparasi ganda menggunakan metode Scheffe dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan (1) model pembelajaran Student Facilitator and Explaning (SFE) menghasilkan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada materi peluang; (2) siswa dengan kemampuan awal tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan awal sedang, dan siswa dengan kemampuan awal sedang memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi peluang; (3) pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan kemampuan awal tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan awal sedang, dan siswa dengan kemampuan awal sedang memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi peluang; serta (4) pada siswa dengan kemampuan awal tinggi dan sedang yang diberikan model pembelajaran SFE memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada siswa yang diberikan model pembelajaran langsung, sedangkan siswa dengan kemampuan awal rendah yang diberikan model pembelajaran langsung memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada siswa yang diberikan model pembelajaran SFE pada materi peluang. Dengan demikian, disarankan bagi guru menggunakan model pembelajaran SFE sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dapat juga mengembangkan media pembelajaran atau alat peraga berbasis teknologi. Guru juga harus lebih memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki siswa. Siswa disarankan untuk turut aktif dalam proses pembelajaran, mempersiapkan diri mengenai pemahaman tentang materi sebelumnya, serta memperbanyak latihan soal. Disarankan bagi peneliti lain untuk lebih mengembangkan penelitian terkait peningkatan kemampuan berpikir kritis secara tertulis maupun secara lisan yang mencakup semua indikator. Selain itu, peneliti lain juga disarankan untuk lebih mengembangkan model pembelajaran SFE berbantuan media pembelajaran berbasis teknologi.