Penulis Utama : Muhammad Nafis Hafizhan Gandang
NIM / NIP : I0120112
× <p class="MsoNormal" xss="removed">Daerah Irigasi Colo Timur merupakan jaringan irigasi dengan luas 20.601,80 ha memiliki panjang Saluran Induk 64,15 km yang melewati Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, dan Ngawi. Debit air Daerah Irigasi Colo Timur berasal dari Waduk Serba Guna Wonogiri yang dibendung di Bendung Colo yang terletak di Kabupaten Sukoharjo. Daerah Irigasi Colo Timur memiliki masalah pembagian air yang tidak merata. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan debit air irigasi yang keluar dari pintu sadap untuk menyimpulkan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sudah sesuai atau belum dengan yang dialokasikan. </p><p class="MsoNormal" xss="removed">Penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian antara debit air alokasi dengan debit air nyata di Daerah Irigasi Colo Timur dan faktor yang menyebabkan adanya perbedaan. Penelitian dilakukan di saluran sekunder Geneng, saluran sekunder Pulosari, dan saluran sekunder Krikilan dimana ketiga saluran tersebut terletak di hulu, tengah, dan hilir. Penelitian ini menggunakan Rasio Pelaksanaan Pembagian Air (RPPA) untuk menentukan kategori pembagian air. Berdasarkan perhitungan RPPA, pada saluran sekunder Geneng B CT 5 memiliki nilai RPPA sebesar 0,7845, pada Ge 1 sebesar 0,2883, dan pada Ge 8 Ka sebesar 0,4696. Nilai RPPA pada saluran sekunder Pulosari B CT 29 sebesar 1,1325, pada BPo 1 sebesar 2,7939, pada BPo 12 Ka sebesar 1,7834, dan pada BPo 12 Ki sebesar 0,4098. Nilai RPPA pada saluran sekunder Krikilan B CT 40 sebesar 0,4710, pada Kk 1 Ka sebesar 3,2775, dan pada Kk 1 Ki sebesar 1,2086. Berdasarkan kategori RPPA, saluran Geneng B CT 5, saluran Pulosari B CT 29, dan Kk 1 Ki termasuk kategori baik dengan nilai RPPA 0,75 – 1,25. Pada Ge 8 ka, BPo 12 Ki, saluran Krikilan B CT 40 termasuk kategori sedang (terjadi pada musim kemarau) dengan nilai RPPA 0,40 – 0,75. Pada Ge 1, BPo 1, BPo 12 Ka, dan Kk 1 Ka termasuk kategori kurang baik dengan nilai RPPA < 0> 1,40.</p><p class="MsoNormal" xss="removed">Besar debit air alokasi dari BBWS Bengawan Solo dan besar debit air nyata dari pintu sadap terdapat perbedaan. Faktor yang menyebabkan perbedaan debit air yang dialokasikan dengan debit air nyata yang keluar dari pintu sadap adalah (a) karena operator pintu sadap tidak mengeluarkan air sesuai dengan rencana, (b) terdapat pompa air pada saluran yang menyebabkan berkurangnya air irigasi, dan (c) sistem operasi di lapangan melakukan giliran pembagian air.</p>