×
Akar bajakah, yang pertama kali ditemukan oleh ahli botani Justus Karl Hasskarl dari Jerman, termasuk dalam Genus Spatholobus dan suku Phaseoleae. Tanaman ini dikenal memiliki berbagai manfaat sebagai obat tradisional, termasuk untuk mengobati kanker, luka, diabetes, penuaan dini, dan tumor. Lozenges dipilih karena lebih mudah diterima oleh pasien berusia 12 hingga 50 tahun, memiliki rasa yang enak, bentuk yang menarik, dan praktis dalam penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi formulasi lozenges dengan basis sukrosa dan sirup jagung dalam perbandingan 2:1, menggunakan ekstrak etanol 50% akar bajakah.
Ekstrak akar bajakah diperoleh melalui metode maserasi dengan pelarut etanol 50%. Uji sifat fisik lozenges yang dihasilkan meliputi uji organoleptik, keseragaman bobot, kekerasan, waktu hancur, dan kerapuhan. Hasil uji menunjukkan lozenges memiliki warna bening kekuningan, aroma khas ekstrak, dan rasa manis dengan tekstur keras dan licin. Keseragaman bobot adalah 141,62 dengan koefisien variasi 0,32%, kekerasan 11,36±2,13 KG, waktu hancur 11±1,73 menit, dan kerapuhan 0,811%.
Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa formulasi lozenges dengan basis sukrosa-sirup jagung (2:1) menghasilkan lozenges dengan sifat fisik yang baik dan memenuhi standar evaluasi fisikokimia yang diperlukan untuk sediaan obat berbasis ekstrak akar bajakah.