Interaksi dan ketergantungan masyarakat terhadap Tahura K.G.P.A.A. Mangkunagoro I telah berlangsung sejak saat status kawasan masih berupa hutan lindung yang dikelola Perhutani dan terus berlangsung hingga saat ini. Sehingga perlu menggunakan social ecological systems dan didukung menggunakan principal component analysis untuk melihat interaksi dan ketergantungan masyarakat terhadap Tahura K.G.P.A.A. Mangkunagoro I secara holistik dan komprehensif diharapkan dapat mewujudkan kelestarian hutan. Data interaksi masyarakat dengan hutan disajikan dengan cara menggambarkan dan menginterpretasikan hasil penelitian di lapangan, data ketergantungan disajikan berdasarkan jumlah pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat dan factor yang mempengaruhinya disajikan menggunakan metode Principal Component Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat melakukan interaksi dengan Tahura K.G.P.A.A. Mangkunagoro I untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak dan jasa lingkungan, seperti resapan air, udara bersih, dan perlindungan terhadap erosi. Sedangkan tingkat ketergantungan masyarakat Desa Berjo dan Girimulyo terhadap Tahura K.G.P.A.A. Mangkunagoro I didominasi oleh kategori sedang, sedangkan Desa Segoro Gunung dan Tengklik didominasi oleh kategori rendah. Hal tersebut menggambarkan bahwa masyarakat masih cukup bergantung dengan keberadaan Tahura K.G.P.A.A. Mangkunagoro I untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan dapat berimplikasi terhadap kelestarian hutan. Penelitian ini memberikan wawasan tentang dinamika interaksi antara masyarakat dengan hutan, sebagai pengetahuan dasar dalam pembaharuan kebijakan untuk mendukung kelestarian hutan