Padi hitam merupakan kultivar beras khusus yang sudah banyak dikonsumsi pertama kali di Cina dan Asia Timur lainnya sejak zaman kuno. Padi hitam memiliki kandungan antosianin yang tinggi. Antosianin pada padi hitam berfungsi untuk kesehatan karena sebagai aktivitas antioksidan. Dalam pertanaman padi hitam varietas lokal dibutuhkan nutrisi organik untuk pertumbuhan dan hasil produksinya. Nutrisi organik merupakan bahan organik seperti dedaunan dan sisa tanaman yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas suatu tanaman. Penggunaan nutrisi organik dilakukan agar tidak mencemari lingkungan dan senyawa organik mengandung sel-sel hidup yang masih aktif. Nutrisi organik yang digunakan produktivitas padi hitam berupa elisitor. Elisitor merupakan campuran dari bahan alami yang dapat merangsang pertumbuhan dan meningkatkan hasil produksi tanaman. Fungsinya untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit dan hama, serta meningkatkan kualitas produksi tanaman. Elisitor berasal dari bahan hayati, seperti tanaman, bakteri, fungi, protein, polisakarida, dan glikoproteinPenelitian dilaksanakan di Screenhouse Laboratorium Pertanian Universitas Sebelas Maret, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dengan ketinggian tempat 450 mdpl. Penelitian dilaksanakan di bulan November 2023 – Februari 2024. Penelitian menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama konsentrasi elisitor dan faktor kedua interval pengaplikasian. Pengamatan dilakukan satu minggu sekali pada semua sampel tanaman. Penelitian dilakukan destruktif sebanyak 2 kali saat 4 dan 9 MST untuk dilakukan analisis pertumbuhan. Pengamatan keadaan cuaca berupa suhu, kelembapan, intensitas cahaya. Pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot segar brangkasan tanaman, bobot kering brangkasan tanaman, bobot segar akar, bobot kering akar, dan waktu muncul bunga. Pengamatan fisiologi yaitu luas daun, indeks luas daun laju pertumbuhan relatif, laju asimilasi bersih dan klorofil. Pengamatan hasil yaitu jumlah anakan produktif, panjang malai, gabah isi per rumpun, bobot gabah per rumpun, dan bobot 1000 biji. Pemberian elisitor berpengaruh terhadap konsentrasi elisitor 1,25 ml/L dengan interval pengaplikasian 10 hari sekali meningkatkan laju asimilasi bersih. Konsentrasi elisitor 1,25 ml/L dengan interval pengaplikasian 7 hari sekali meningkatkan kadar klorofil A. Konsentrasi elisitor 1,25 ml/L meningkatkan bobot segar brangkasan dan laju asimilasi bersih. Konsentrasi elisitor 2,5 ml/L meningkatkan klorofil A. Konsentrasi elisitor 3,75 ml/L meningkatkan indeks luas daun. Interval pengaplikasian 4 hari sekali meningkatkan bobot segar brangkasan, laju pertumbuhan relatif, jumlah anakan produktif, dan klorofil total. Interval pengaplikasian 7 hari sekali meningkatkan dan bobot gabah perumpun. Interval pengaplikasian 10 hari sekali meningkatkan laju asimilasi bersih dan bobot khas daun.