Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat bagaimana para pekerja perempuan mengalami peran ganda dan mengakibatkan terciptanya konflik serta alienasi yang dikaji menggunakan teori alienasi serta teori konflik yang digagas oleh Karl Marx. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara serta observasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Teknik analisis data yang dilakukan yakni melalui reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para pekerja perempuan telah mengalami peran ganda di mana mereka harus melaksanakan lebih dari satu peran sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Peran-peran yang dimaksud diantaranya adalah peran domestik yang terdiri dari beberapa kegiatan, seperti memasak, membersihkan rumah, mengasuh anak, mengantar anak ke sekolah, dan mendampingi anak belajar; peran publik, yakni sebagai pekerja di pabrik, serta peran sosial, yakni turut serta dalam kegiatan masyarakat. Pembagian tanggung jawab serta waktu untuk memenuhi semua peran tersebut menyebabkan munculnya konflik peran di mana para pekerja perempuan harus mengerjakan lebih dari satu tanggung jawab dalam sekali waktu. Kemudian, sesuai dengan teori alienasi yang digagas oleh Marx, para pekerja perempuan mengalami berbagai alienasi dalam kehidupannya. Berkaitan dengan pekerjaan, para pekerja perempuan mengalami alienasi, yakni teralienasi dari aktivitas produktif, teralienasi dari tujuan aktivitas produksi, teralienasi dari sesama pekerja, serta teralienasi dari potensi kemanusiaan. Selain itu, para pekerja perempuan juga mengalami alienasi terhadap lingkungan sosialnya yang diakibatkan oleh terbatasnya waktu yang dimiliki.