State corporatism, atau korporatisme negara, adalah area penelitian penting dalam ilmu politik dan ekonomi. Ini membahas bagaimana negara bekerja sama dengan sektor swasta dan masyarakat sipil untuk mengatur dan mengendalikan sektorsektor ekonomi dan sosial. Kajian state corporatism menginvestigasi peran negara dalam mendefinisikan peran serta hubungan antara pemangku kepentingan, serikat pekerja, perusahaan, dan pemerintah dalam pembentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat dan perekonomian. State corporatism memiliki dinamika sosiologis yang kompleks dan beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kelebihan dan kelemahan praktik state corporatism dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya dan Memahami peran pemerintah dalam kerangka State corporatism. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mix-method) melalui pencarian literatur yang bersumber dari database Scopus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara studi literatur dengan beberpa tahap dari pencarian literatur, analisis literatur, analisis isi dan diskusi.Hasil penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga bagian. Analisis bibliometrika, dengan penelusuran dan pengumpulan data bibliografi dari sumber yang relevan. Metode science mapping digunakan untuk menganalisis struktur dan hubungan antara topik-topik penelitian, mengidentifikasi klaster atau kelompok topik yang saling terkait memahami perkembangan dalam literatur ilmiah. Analisis literatur review dilakukan untuk menyajikan dan mengevaluasi literatur yang relevan dengan topik penelitian. Kelebihan dan kelemahan state corporatism tergantung pada implementasinya. Kelebihannya meliputi stabilitas politik, koordinasi ekonomi, dan pengambilan keputusan yang cepat. Namun, kelemahannya dapat mencakup kurangnya keragaman. faktor keberhasilannya antara lain: Keterlibatan aktif negara, partisipasi dan representasi petani, kestabilan kebijakan jangka panjang, dukungan finansial dan teknis, koordinasi sektor publik dan swasta, pemantauan dan evaluasi yang efektif. Adapun faktor kegagalan implementasi state corporatism antara lain: perubahan politik dan ideologi, fragmentasi konflik kepentingan, kurangnya partisipasi dan representasi, kurangnya sumber daya yang memadai, Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, Perubahan lingkungan eksternal.