Penulis Utama | : | Sulistyo |
NIM / NIP | : | T742008003 |
Sulistyo, T742008003, Model
Ransum Sapi Potong dan Pengaruhnya Terhadap Biometana Pada Penilaian Daur Hidup
Produksi Biogas Berkelanjutan, Disertasi: Program Doktor Ilmu
Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Pembimbing: Prof. Dr. Drs.
Pranoto, M.Sc. (Promotor), Dr. Edwi
Mahajoeno, M.Si. (Co Promotor I), Dr. Sunu Herwi Pranolo, S.T., M.Sc. (Co Promotor II).
Emisi gas rumah kaca
dari peternakan erat kaitannya dengan jumlah ternak ruminansia. Ukuran dan
produktivitas hewan mempengaruhi asupan pakan dan emisi gas CH4.
Sistem penyimpanan dan penanganan kotoran (jika ada) mempengaruhi emisi gas CH4
dan N2O terkait kotoran. Dampak yang ditimbulkan dari pakan ternak
pada proses pencernaan yang menghasilkan emisi gas CH4 perlu upaya pemberian
ransum yang efisien dan rendah emisi. Apalagi dengan terus meningkatnya
populasi ternak sapi yang terus meningkat tentunya jumlah pakan yang dikonsumsi
juga semakin besar, emisi gas CH4 entirik semakin tinggi jika tanpa
dilakukan efisiensi pencernaan pakan. Kotoran ternak/feses sapi bisa diubah
menjadi biogas untuk memenuhi kebutuhan energi disamping mengatasi masalah
lingkungan akibat cemarannya. Penambahan stimulator plus mampu meningkatkan
produksi gas metana pada proses anaerobic didalam reaktor biogas dan
pemanfaatan bioslurry biogas sebagai adsorber untuk menghasilkan biogas
kaya gas metana dengan konsentrasi mencapai 80% – 90% pada proses purifikasi
Penelitian ini
bertujuan; mengetahui model ransum sapi potong yang menghasilkan emisi gas rumah
kaca paling rendah dan pengaruhnya terhadap produksi gas CH4 pada
pembuatan biogas. Mengetahui apakah dengan penambahan stimulator plus mampu
meningkatkan produksi gas CH4 pada proses anaerobik di dalam reaktor
biogas dan menemukan adsorber terbaik menghasilkan biogas kaya gas CH4
dengan konsentrasi mencapai 80% – 90% pada proses purifikasi. Penelitian
dilaksanakan di kandang percobaan Peternakan Izzah Farm Sambi, Boyolali,
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNS.
Laboratorium Invitro, Pusat Riset Peternakan, BRIN Playen, Gunungkidul dan Balai
Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Lingkungan Pertanian, Jaken, Pati, Jawa
Tengah, Indonesia.
Ternak sapi dengan 3
perlakuan dan 2 ulangan diberikan ransum; P1 (30%
rumput raja + 35?katul + 35% bran), P2 (30% jerami padi fermentasi + 35?katul + 35% bran), dan P3 (30% jerami padi fermentasi + 70% konsentrat). Pakan diuji kandungan nutriennya dan produksi
gas enteriknya sehingga dapat diketahui produksi gas CH4 yang
dihasilkan selama proses pencernaan dan konsumsi ransum pakan yang diberikan. Kotoran
berasal dari 3 ternak sapi yang diperlakukan pakannya; P1, P2, P3. Dari
perlakuan pakan tersebut limbah ternak sapi yang dihasilkan diproses untuk
produksi biogas dengan perlakuan penambahan stimulator plus dengan konsentrasi
0%, 1%, 2%, 3%, dan 4% dan perlakuan waktu fermentasi dalam reaktor 3, 6 dan 12
hari. Biogas yang dihasilkan kemudian dilewatkan drying untuk mengambil
H2O yang dihasilkan, selanjutnya diuji kadar gas CH4, CO2
dan N2O dengan masing-masing dilakukan 3 ulangan. Biogas yang
dihasilkan dari proses tahapan tahun pertama dilakukan proses purifikasi untuk
meningkatkan kemurnian gas CH4 dalam biogas. Pada tahap ini
dilakukan perlakuan peubah adsorben; campuran bioslurry: dolomit
= 1:1, bioslurry: dolomit = 1:2, bioslurry: dolomit = 1:3, Carbon
aktif dan alofan dialiri dengan perlakuan waktu kontak 0, 15, 30, 45, 60, 90,
120, 150, 180 menit. selanjutnya diuji kadar gas CH4, CO2
dan N2O dengan masing-masing dilakukan 3 ulangan. Kemudian dilakukan
pengujian kandungan gas CH4, CO2, N2O dengan
menggunakan analisis gas kromatografi (GC) mengikuti metode Balai Pengujian
Standar Instrumen (BPSI) Lingkungan Pertanian.
Biogas juga dapat
mengurangi permasalahan lingkungan, seperti polusi udara dan tanah. Hasil dari
pembuatan biogas dapat dijadikan sumber energi serta sisa berupa lumpur
(bioslurry) dapat dijadikan pupuk siap pakai sehingga dapat menambah
penghasilan bagi peternak sapi itu sendiri. Dari penelitian yang dilakukan
dapat disimpulkan; Model ransum sapi modern (P3) dengan protein kasar 12,59% dan NDF 58,78% menghasilkan emisi gas CH4 dari fermentasi enterik
yang paling sedikit yaitu 105,77kg CO2 equivalen dibandingkan dengan
model ransum sapi semi tradisional (P2) dengan protein kasar 9,34 dan NDF
67,05% menghasilkan emisi gas CH4 129,51kg CO2 equivalen dan
tradisional (P1) dengan protein kasar 9,51% dan NDF 70,17% menghasilkan emisi
gas CH4 140,37kg CO2 equivalen. Pada penambahan
stimulator plus sebesar 1% memberikan dampak produksi biogas dengan kadar gas
CH4 paling besar 65,60% sedangkan penambahan stimulator plus 2%
relatif sama yaitu; 65,54% sedangkan saat ditingkatkan penambahan stimulator
plus menjadi 3% menjadi 63,05% dan 4% mengalami penurunan kandungan gas metana
yang dihasilkan menjadi 61,49%. Penggunaan campuran bioslurry dan dolomit yang
mempurifikasi gas CH4 terbaik ditunjukkan oleh bioslurry dan dolomit
dengan perbandingan 1:3 di mana setelah 180 menit pengujian kandungan gas CH4
masih diatas 80% yaitu 81,70% yang hampir sama dengan penggunaan carbon aktif
84,54%. Campuran bioslurry dan dolomit dengan perbandingan 1:3 terbukti sebagai
kombinasi terbaik dalam mempurifikasi gas metana, dengan kandungan CH4
yang tetap di atas 80% setelah 180 menit pengujian, hampir setara dengan
penggunaan karbon aktif.
Model ransum sapi P3 dengan
pemberian pakan fermentasi dan konsentrat selain mampu mencukupi kebutuhan
nutrisi dari ternak, juga menghasilkan emisi gas CH4 terendah
dibandingkan dengan model semi tradisional P2 (jerami padi fermentasi dan
bekatul + bran) dan tradisional P1 (rumput raja + bekatul + bran), mengurangi
emisi gas rumah kaca yang timbul dari sektor peternakan untuk mengatasi global
warming. Peternakan yang dikelola secara intensif dan terpadu selain
meningkatkan pertumbuhan ternak yang optimum juga menciptakan lingkungan yang
bersih, salah satunya kotoran ternak sebagai sumber energi terbarukan untuk
memenuhi kebutuhan energi rumah tangga baik energi memasak maupun energi
listrik dari biogas. Perlu dilakukan penyuluhan/pelatihan peternakan yg efisien
kepada masyarakat secara intensif terkait teknologi pakan dan pengolahan limbah
peternakan yang ada untuk keberlangsungan peternakan dan mengurangi emisi gas
rumah kaca yang timbul dari subsektor peternakan.
Nilai faktor koreksi
untuk sapi potong berdasarkan pakan yang diberikan adalah 0,0454 untuk P1; 0,0446
untuk P2 dan 0,0328 untuk P3. Menunjukkan efisiensi tertinggi pada ransum P3.
Penulis Utama | : | Sulistyo |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | T742008003 |
Tahun | : | 2024 |
Judul | : | Model Ransum Sapi Potong dan Pengaruhnya Terhadap Biometana Pada Penilaian Daur Hidup Produksi Biogas Berkelanjutan |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Sekolah Pascasarjana - 2024 |
Program Studi | : | S-3 Ilmu Lingkungan SDA |
Kolasi | : | |
Sumber | : | |
Kata Kunci | : | rasum sapi potong, emisi gas metana |
Jenis Dokumen | : | Disertasi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Dr. Drs. Pranoto, M.Sc. 2. Dr. Edwi Mahajoeno, M.Si. 3. Dr. Sunu Herwi Pranolo, S.T., M.Sc |
Penguji | : |
1. Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S 2. Yuli Yanti, S.Pt., M.Si. Ph.D 3. Prof. Dr. Fitria Rahmawati, S.Si, M.Si |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
Halaman Awal | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|---|---|
Halaman Cover | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB I | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB II | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB III | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB IV | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB V | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB Tambahan | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
Daftar Pustaka | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
Lampiran | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |