Banyak diketahui usaha konveksi pasti mengeluarkan jumlah kain perca yang cukup banyak apabila dibiarkan. Butik Shaffani menghasilkan 5-10 kg kain perca per bulan dari penjualan busana dalam butik dan juga menerima jasa jahit.  Dikarenakan kurangnya produk aksesoris fashion, Shaffani memerlukan sebuah pengembangan produk dimana hobo bag sebagai pilihan utama konsumen butik saat ini. Pemilihan teknik patchwork dan sulam sebagai dasar perancangan bertujuan untuk menggabungkan nilai-nilai keberlanjutan dan keindahan yang didapat dari kain perca dengan inspirasi dari motif kawung. Metode yang digunakan adalah teori desain Bram Palgunadi yang terdiri dari tiga tahap proses pembuatan desain yaitu: (1) Proses eksplorasi, proses analisis dan pengumpulan data serta informasi, (2) Proses ekstraksi, proses pembuatan kesimpulan dari proses eksplorasi, dan (3) Titik terminasi berupa evaluasi, review, dan presentasi. Kemudian empat langkah operasional guna memperjelas ketiga tahapan proses yang terdiri dari: (1) Proses penelitian desain, (2) Proses analisis aspek desain, (3) Proses pembuatan desain, dan (4) Proses produksi karya. Hasil perancangan ini berupa produk hobo bag dengan teknik patchwork motif kawung dan teknik sulam sebagai dekoratif tambahannya. Menggabungkan elemen tradisonal kedalam produk tas modern, dan memberdayakan kearifan lokal dengan memanfaatkan limbah kain perca.