Ninda Meilani. H0420062. 2024. Modal Sosial dalam Pengelolaan Lahan Perhutanan Sosial di Wilayah Pedalaman Hutan di Kabupaten Blora (Studi Kasus LMDH Desa Bangkleyan. Dibimbing oleh Dr. Agung Wibowo, S.P., M.Si. dan Dr. Ir. Sugihardjo, M.S. Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, namun dalam pelaksanaannya terdapat permasalahan terkait kurangnya lahan pertanian. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu harus adanya peningkatan luas lahan pertanian dan peningkatan produktivitas. Kabupateng Blora sebagai peringkat ke 2 penghasil tanaman jagung terbesar memiliki solusi dengan memanfaatkan lahan hutan kemasyarakatan untuk meningkatkan luas lahan, produktivitas dan menjaga kelestarian hutan di wilayah Desa Bangkleyan. Pengelolaan lahan hutan ini memerlukan kerja sama dengan pemilik lahan yaitu Perhutani namun tanpa bagi hasil yang dimungkinkan adanya modal sosial yang terlibat dalam kerja sama tersebut. Maka sebab itu penelitian ini penting untuk dikaji. Tujuan dilakukaknnya penelitian ini adalah: (1) Menganalisis bentuk modal sosial dalam pengelolaan lahan perhutanan sosial di Desa Bangkleyan, (2) Menganalisis peran modal sosial dalam pengelolaan lahan perhutanan sosial di Desa Bangkleyan, (3) Menganalisis faktor pendukung dan penghambat pengelolaan lahan perhutanan sosial di Desa Bangkleyan, (4) Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan lahan perhutanan sosial di Desa Bangkleyan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penentuan lokasi secara sengaja di Desa Bangkleyan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Penentuan informan secara purposive dan snowball sampling. Informan penelitian berjumlah 11 orang meliputi kepala Desa Bangkleyan, ketua dan sekretaris LMDH, KRPH Perhutani, KAURTK Perhutani, Polter Perhutani, ketua GAPOKTAN, dan Petani setempat. Jenis data yang dikutakan adalah primer dan sekunder. Pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data dianalisis menggunakan Model Analisis Miles dan Huberman (2014). Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Hasil dari penelitian diperoleh data infomasi terkait: (1) Bentuk modal sosial petani berupa kepercayaan, norma sosial, jaringan sosial, gotong royong, tolong menolong, toleransi, dan partisipasi dalam kelompok. (2) Pengetahuan lokal petani dalam budidaya jagung berdasarkan tahapan pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. (3) Peran modal sosial dalam pengelolaan lahan perhutanan sosial. (4) Faktor pendukung dalam pengelolaan lahan perhutanan sosial berupa kebijakan, karakteristik masyarakat, dan fasilitator/ pendamping serta faktor penghambat berupa kelembagaan, konflik kepentingan, dan infrastruktur. (5) Pengelolaan lahan perhutanan sosial memberikan dampak meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.