Propolis diketahui memiliki senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Sediaan yang dipilih yaitu krim karena beberapa keunggulannya seperti mudahd iaplikasikan, menyebar secara merata, dan praktis. Dari penelitian ini diketahui pengaruhv ariasi konsentrasi ekstrak propolis terhadap nilai antioksidan dan nilai Sun Protection Factors erta formulasi krim yang memiliki stabilitas paling optimal sebagai krim tabir surya.

Krim tabir surya dibuat dengan konsentrasi ekstrak propolis formula 1 (3%), formula 2( 6%), dan formula 3 (9%) dengan variabel terikat nilai inhibisi antioksidan, nilai Sun Protection Factor, uji sifat kimia dan fisika, serta dibuat dalam basis krim yang sama. Krim akan dilakukan uji stabilitas meliputi uji organoleptik, homogenitas sediaan, derajat keasaman (pH), viskositas sediaan, daya sebar, daya lekat, dan uji cycling test. Dilakukan juga uji untuk memperoleh nilai aktivitas antioksidan dan nilai Sun Protection Factor menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Pengolahan data menggunakan SPSS One Way ANOVA serta grafik linier untuk uji antioksidan.

Hasil uji stabilitas fisik krim selama penyimpanan menunjukkan sediaan krim yang baik. Hasil penentuan nilai IC50 (Inhibition Concentration) antioksidan dan penentuan nilai Sun Protection Factor menunjukkan adanya perbedaan konsentrasi ekstrak propolis yang ditambahkan memengaruhi hasil akhir sediaan. Dari data tersebut dapat disimpulkan sediaan krim tabir surya paling baik terdapat pada formula 3 (9%), dengan nilai hasil signifikan >0,05 pada uji One Way ANOVA. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi bahan aktif, semakin tinggi aktivitas antioksidan serta nilai proteksinya dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari.