Masa remaja dianggap sebagai masa yang tepat dimana individu harus mulai memikirkan masa depan dirinya dengan sungguh-sungguh. Pada masa remaja, individu harus memiliki rancangan masa depan yang biasa disebut dengan orientasi masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana orientasi masa depan remaja penyandang disabilitas fisik (tunadaksa) dalam bidang pendidikan dan karir. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah tiga orang remaja penyandang disabilitas fisik (tunadaksa) dari lahir, berusia antara 12 – 23 tahun, belum menempuh pendidikan perguruan tinggi, dan belum menikah. Pengambilan data melibatkan proses wawancara, observasi langsung, dan studi dokumentasi sebagai pendukung data penelitian. Uji keabsahan data dilakukan dengan metode triangulasi dan perpanjangan pengamatan. Uji konfirmabilitas dilakukan dengan pengembalian data hasil wawancara kepada responden penelitian. Hasil penelitian mengungkap bahwa ketiga responden telah memiliki orientasi masa depan bidang pendidikan dan karir yang berada pada kategori baik dan cukup. Responden penelitian juga menunjukkan tingkat kesiapan menghadapi masa depan yang baik dan cukup. Ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan responden yang dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa motivasi, kepercayaan diri, dan keyakinan diri. Sementara faktor eksternal berupa latar belakang keluarga, status ekonomi keluarga, riwayat pendidikan dan pelatihan, serta aksesibilitas informasi.