Kualitas tanah merupakan kapasitas tanah untuk menyediakan fungsi-fungsi yang diperlukan manusia. Kualitas fisik tanah merupakan suatu cara yang lebih sederhana untuk mengetahui kualitas tanah yang ada disuatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kualitas fisik tanah pada variasi tegakan yang ada pada KHDTK Gunung Bromo yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah. Lebih lanjut, penelitian ini juga mengkaji pengaruh variasi tegakan dan kemiringan terhadap indeks kualias fisik tanah. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Desember 2023. KHDTK Gunung Bromo memiliki total 8 tegakan yang nantinya akan dibuat satuan peta lahan dengan menggabungkan peta jenis tanah, kemiringan dan jenis tegakan. Satuan peta lahan yang sudah terbentuk akan diambil masing masing 3 titik sampel dengan menggunakan metode random purposive sampling. Sampel diambil pada kedalaman 0-10cm dan 10-20 cm. Indeks kualitas fisik tanah diperoleh dari parameter sifat fisik tanah yaitu tekstur, permeabilitas, berat volume, kedalaman efektif dan kemantapan Agregat. Nilai dari setiap parameter yang telah didapatkan selanjutnya akan diberikan nilai skor sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Indeks kualitas fisik didapatkan dari perhitungan dari pembobotan dan skor setiap parameter yang ditentukan.

KHDTK Gunung Bromo memiliki indeks kualitas tanah dengan nilai sedang sebanyak 18 satuan peta lahan dan nilai agak tinggi dengan 9 satuan peta lahan. Satuan peta lahan tersebut adalah tegakan tanaman semusim kemiringan >15-25%, Mahoni 74 tahun kemiringan 0-8%, Pinus 46 - 50 tahun dengan kemiringan >8-15%, Pinus 23 - 29 tahun dengan kemiringan 0-8%, Pinus 23 - 29 tahun dengan kemiringan >8-15%, Pinus 23 - 29 tahun dengan kemiringan >25-40%, Pinus 23 - 29 tahun dengan kemiringan >40%, Pinus 16 - 22 tahun dengan kemiringan 0-8%, dan Sonokeling 5 tahun kemiringan >8-15%. Uji keragaman (ANOVA) yang dilakukan menunjukkan bahwa variasi tegakan, kemiringan serta tegakan dan kemiringan berpengaruh signifikan terhadap indeks kualitas fisik tanah. Uji lanjut menggunakan DMRT dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh tegakannya. Uji korelasi dilakukan untuk melihat seberapa berpengaruh parameter yang digunakan dalam penentuan kualitas fisik tanah. Parameter yang berkorelasi signifikan ialah kemantapan agregat dengan permeabilitas, kemantapan agregat dengan fraksi klei, kemantapan agregat dengan fraksi pasir, kedalaman efektif dengan permeabilitas, fraksi klei dengan fraksi debu, fraksi klei dengan fraksi pasir, kedalaman efektif dengan kemiringan lereng, fraksi klei dengan kemiringan lereng dan fraksi pasir dengan kemiringan lereng.