ABSTRAK

Konsep COATAM (Cultural Outlet and Tourism Acceleration) menjadi dasar bagi percepatan kepariwisataan dan pengembangan pasar tradisional menjadi lebih berdaya serta berkemajuan sehingga menjadi objek wisata yang berkelanjutan juga berdampak pada ekonomi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberdayaan pasar tradisional dengan pendekatan COATAM (Cultural Outlet and Tourism Acceleration), dalam hal ini khususnya Pasar Triwindu di Kota Surakarta. Menelaah bagaimana pemberdayaan Pasar Triwindu dilakukan dengan pendekatan COATAM (Cultural Outlet and Tourism Acceleration), menganalisa faktor penentu suksesnya pemberdayaan Pasar Triwindu, dan menentukan faktor terpenting yang menjadi penentu kesuksesan pemberdayaan Pasar Triwindu. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, dengan metode wawancara mendalam (Indepth interview) dan alat analisis Atlas.TI. Hasil penelitian diambil bermodal empat variabel utama dalam konsep COATAM (Cultural Outlet and Tourism Acceleration). Hal tersebut diantaranya (1) Diversifikasi Daya Tarik Wisata, merupakan upaya untuk mendiversifikasi daya tarik terhadap wisata sehingga dapat menyuguhkan banyak pilihan destinasi wisata yang digemari wisatawan; (2) Peningkatan Pengalaman Wisatawan, adalah upaya pemaksimalan pengalaman wisata bagi pengunjung dalam hal ini Pasar triwindu; (3) Pembangunan Ekonomi Lokal, merupakan salah satu tujuan dari pemanfaatan Pasar Triwindu sebagai outlet produk budaya dan destinasi pariwisata guna mendorong pengembangan perekonomian masyarakat; (4) Nilai-nilai sejarah dan budaya, menjadi modal dasar Pasar Triwindu dalam mengembangkan diri sebagai outlet produk budaya dan destinasi pariwisata unggulan di Surakarta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat dua faktor utama yang menjadi penentu suksesnya pemberdayaan Pasar Triwindu. Pertama, yaitu pedagang yang ramah dan informatif, yang memegang peranan krusial dalam meningkatkan daya tarik Pasar Triwindu. Kedua, yaitu sistem tawar-menawar, yang merupakan elemen kunci dalam menciptakan dinamika pasar yang hidup dan interaktif di Pasar Triwindu. Perihal pemberdayaan Pasar Triwindu dengan kesimpulan diatas, hendaknya pihak-pihak terkait memperhatikan (1) Upaya publikasi guna mempertahankan eksistensi objek perekonomian sekaligus cagar budaya ini dengan melibatkan influencer lokal maupun nasional; (2) Mempertahankan dan meningkatkan perilaku informatif pedagang terhadap pengunjung berupa perbincangan juga bertukaran informasi perihal kualitas, spesifikasi, dan harga jual barang-barang antik; (3) Terus meningkatkan kreatifitas pedagang dalam hal display barang antik guna mendukung upaya promosi pedagang dalam bentuk demonstrasi yang atraktif dalam menjajakan barang dagangannya; (4) Kedepan agaknya perlu ada peninjauan kembali perihal jumlah unit kamar mandi dan pengadaan mushola yang memadai untuk para pedagang dan pengunjung seiring berkembangnya pasar.

Kata Kunci:  COATAM, pasar tradisional, Pemberdayaan, Pedagang, dan Atlas.TI.