Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah perlawanan Angkatan Udara Hindia Belanda dalam menghadapi invasi Jepang di wilayah Hindia Belanda tahun 1941 – 1942. Dengan permasalahan ini, rumusan masalah di dalam penelitian ini antara lain: (1) Bagaimana kondisi Angkatan Udara Hindia Belanda ketika invasi Jepang mulai mengancam Hindia Belanda? (2) Bagaimana perlawanan Angkatan Udara Hindia Belanda dalam mempertahankan wilayah Hindia Belanda pada saat melawan invasi Jepang?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang meliputi empat tahapan: heuristik (pengumpulan data), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Data yang dikumpulkan seperti tinjauan operasi Angkatan Udara Hindia Belanda dan berita peperangan dari koran – koran pada tahun 1941 – 1942. Selain itu, data juga dikumpulkan dari buku yang berjudul “Onze Vlieger” karya C.C. Kupfer. Setelah pengumpulan data, dilakukan kritik sumber terhadap data – data yang sudah didapatkan untuk memastikan keaslian data yang diperoleh. Setelah itu, dilakukan juga interpretasi untuk menganalisis arsip yang sudah dikritik dan mengurutkan arsip – arsip tersebut secara kronologis.

Hasil dari penelitian ini adalah dalam pertempuran melawan invasi Jepang pada tanggal 8 Desember 1941 – 20 Februari 1942, Angkatan Udara Hindia Belanda memakai banyak cara untuk melawan invasi Jepang. Perlawanan ini dilakukan sekuat mungkin sambil menunggu bantuan dan dukungan dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia untuk memperkuat pertahanan Hindia Belanda. Akan tetapi, upaya ini tetap tidak membuahkan hasil sehingga Jepang mulai mengepung dan menginvasi Pulau Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. Akibatnya, Hindia Belanda yang tidak kuat lagi untuk menahan invasi Jepang, menyerah pada tanggal 8 Maret 1942.  

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ketika invasi Jepang mulai mengancam wilayah Hindia Belanda, Angkatan Udara Hindia Belanda mulai dimodernisasi dengan pembelian pesawat - pesawat yang modern dari Amerika Serikat. Setelah pesanan pesawat – pesawat tersebut tiba di Hindia Belanda pada tahun 1941, Angkatan Udara Hindia Belanda segera dimobilisasi dengan total 366 pesawat terbang yang ditempatkan di 13 lapangan terbang di seluruh wilayah Hindia Belanda. Ketika perang dimulai Angkatan Udara Hindia Belanda banyak melakukan perlawanan terhadap invasi Jepang, seperti penyerangan terhadap konvoi – konvoi pasukan pendaratan dan kapal Jepang, menahan serangan udara dari pesawat pemburu dan pengebom Jepang terhadap kota serta instansi yang penting di Hindia Belanda, dan melindungi pasukan Angkatan Darat Hindia Belanda. Akan tetapi, perlawanan ini tetap gagal untuk menahan invasi Jepang.