K-Pop telah menjadi sebuah tren di kalangan anak muda Indonesia. Sebagai seorang penggemar K-Pop pastinya tidak akan lupa untuk membeli barang-barang yang berkaitan dengan idola favorit mereka. Pembelian yang dilakukan para penggemar K-Pop tersebut biasanya dilakukan secara online, namun pembelian secara online tersebut membuat para penggemar K-Pop bertransaksi dengan penjual yang ternyata merupakan penipu sehingga kondisi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan di dalam diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya disonansi pada penggemar K-Pop pada saat melakukan pembelian merch secara online dan bagaimana upaya pengurangan disonansi tersebut dilakukan melalui komunikasi interpersonal termediasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori disonansi kognitif yang menjelaskan bagaimana sebuah ketidaknyamanan muncul dalam diri individu yang disebabkan oleh perilaku yang bertentangan dengan pengetahuan sebelumnya. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang di mana subjek yang dapat berjumlah satu atau lebih diteliti dalam memahami dan mengalami suatu fenomena yang dialami Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yaitu melalui tahap kondensasi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya disonansi dalam diri para penggemar K-Pop dikarenakan penjual merch yang mereka ajak bertransaksi merupakan seorang penipu. Ketidaknyamanan dan keraguan tersebut juga bertambah karena penjual yang mereka ajak bertransaksi memberikan informasi yang tidak konsisten. Upaya yang dilakukan penggemar K-Pop dalam mengurangi disonansi yaitu dengan penambahan elemen kognitif dan melakukan perubahan perilaku agar dapat memberikan konsistensi. Upaya dalam konteks komunikasi interpersonal termediasi dilakukan dengan berkomunikasi bersama teman dan orang yang mengenal si penipu, dalam hal ini adalah teman si penipu dengan memakai teknologi media sosial Line dan WhatsApp.