Perkembangan teknologi informasi menghadirkan media sosial sebagai platform utama interaksi individu dan perusahaan. Fenomena influencer yang tumbuh pesat mampu lebih efektif mempengaruhi opini dan keputusan audiens dibandingkan media konvensional. Namun, dibalik pengaruh besar yang dimiliki oleh influencer, masih jarang ditemukan penelitian yang meneliti bagaimana influencer dalam bekerja di media sosial. Banyak penelitian yang dijadikan literatur peneliti, masih belum ada yang meneliti hal tersebut dan meneliti menggunakan Relationship management theory dan The Circular Model of SOME. Pola kerja influencer yang efektif harus mampu membangun relasi yang baik dengan publik. Hubungan yang baik antara influencer dengan publik, termasuk klien, pengikut, dan sesama influencer, dapat terjalin jika influencer berhasil meningkatkan kepercayaan, komitmen, kepuasan, dan kontrol bersama. Elemen-elemen tersebut dapat dicapai melalui engagement yang tinggi pada konten yang mereka hasilkan. Oleh karena itu, strategi komunikasi yang mencakup empat komponen media sosial yaitu Share, Optimize, Manage, dan Engage sangat penting untuk meningkatkan engagement tersebut. Penelitian ini saya lakukan karena belum banyak penelitian yang menyampaikan hal itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pola kerja influencer di Instagram, yang mencakup pengelolaan sumber daya, pengelolaan konten, dan pengelolaan dengan relasi. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan data yang peneliti dapat melalui hasil indepth interview yang peneliti lakukan langsung dengan key informant. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa skill atau keahlian yang dimiliki influencer, pengaturan tim dalam menjalankan pekerjaannya, manajemen waktu, dan strategi dalam persaingan di media sosial merupakan bagian dari sumber daya influencer. Cara influencer dalam mengelola relasi yaitu dengan penanganan komunikasi klien, strategi mendekati klien potensial, faktor memilih merek, penentuan tarif dan pengelolaan negosisasi, dan memelihara hubungan dengan klien, pengikut, dan sesama influencer. Sedangkan pola kerja influencer untuk menghasilkan konten di media sosial dapat dengan perencanaan konten di media sosial, proses pembuatan konten, dan keberhasilan kampanye konten. Mikro influencer cenderung lebih fokus pada kategori spesifik, mengelola sendiri aktivitas mereka, dan memiliki tingkat kepercayaan tinggi dari pengikut, membedakan mereka dari influencer dengan jumlah pengikut yang lebih besar.