Implementasi Nilai Pancasila dalam Yasa Peksi Burak Peringatan Isra Mikraj di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat
Penulis Utama
:
Dian Ayu Krismonita
NIM / NIP
:
K6417017
×<p class="MsoNormal">Dian Ayu Krismonita. <b>IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM

YASA PEKSI BURAK PERINGATAN ISRA MIKRAJ DI KRATON YOGYAKARTA HADININGRAT</b>.

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Desember 2021.<o></o></p><p class="MsoNormal">Tujuan penelitian ini yaitu: Mengetahui implementasi nilai

positif berkaitan dengan nilai pancasila yang terdapat dalam upacara tersebut

di era sekarang ini. Mengetahui penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan

Yasa Peksi Burak Di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Mengetahui faktor apa

saja yang mendukung dan menghambat pengamalan nilai nilai Pancasila dalam Yasa

Peksi Burak di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian dengan metode penelitian kualitatif.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena tradisi dalam

ilmu pendidikan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

manusia baik dalam diri pribadi maupun dalam interaksi dengan sesama dalam

suatu masyarakat. Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah

penelitian deskriptif kualitatif yang mempelajari masalah-masalah yang ada

serta tata cara kerja yang berlaku. Penelitian deskriptif kualitatif ini

bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) Yasa Peksi Burak sangat mengandung nilai positif dalam

kaitanya dengan nilai-nilai pancasila. Kegiatan ini merupakan tradisi Kraton

Yogyakarta sebagai sarana dakwah ajaran Nabi Muhammad SAW dan telah ada sejak

kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono (HB) I Kraton Yogyakarta. (2) Dalam sila

pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Peksi Burak atau Burung Buraq dipercaya

sebagai wahana Nabi Muhammad SAW saat menerima perintah salat lima waktu. Dalam

pelaksanaan sila kedua, ini bisa di lihat dari kegiatan Putri Kraton yang

membuat hiasan burung buraq adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, GKR

Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu,dan GKR Bendara dan kerabat lainnya. Pada

sila ketiga Pekerjaan membuat Peksi Burak, miniatur pohon buah-buahan,

merangkai bunga melati, dan kantil hanya boleh dilakukan oleh para kerabat

dekat sultan (isteri pangeran, Wayah Dalem/cucu, dan Sentana Dalem/kerabat).

Sila ke empat, pelaksanaan upacara ini dipimpin dan atas kebijaksanaan dari Sri

Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas. Sila kelima di dalam ritual-ritual ini

dikumpulkan sedekah di dalam masjid Kraton (Agung). Sesudah pembacaan doa-doa

berbahasa Arab, sedekah sedekah itu dibagi-bagikan kepada masyarakat (3) Faktor

pendukung dan penghambat pengamalan pancasila dalam kegiatan ini adalah

kegiatan dilakukan secara keagamaan khusunya agama islam. Ini secara otomatis

dapat memberikan dukungan dan dorongan dalam pengamalan nilai nilai pancasila.

Faktor penghambatnya adalah karena pada tahun ini terhalang pandemic, kegiatan

ini dikhususkan bagi warga masyarakat kraton dan lingkunganya. Ini mengkibatkan

kurangnya pengamalan sila ke tiga dalam pancasila yaitu nilai persatuan

Indonesia.<o></o></p><p class="MsoNormal" xss="removed">







</p><p class="MsoNormal"><o> </o></p>
×
Penulis Utama
:
Dian Ayu Krismonita
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
K6417017
Tahun
:
2022
Judul
:
Implementasi Nilai Pancasila dalam Yasa Peksi Burak Peringatan Isra Mikraj di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat